Isu Rangkap Jabatan Bhre di Pilkada Solo
Isu Rangkap Jabatan Bukan Satu-satunya Penghalang Bhre di Pilkada Solo Jateng, Ini Kata Pengamat!
Pengamat Politik UNS Abdul Hakim menilai masih ada penghalang yang bisa menghambat majunya Bhre dalam Pilkada Solo 2024.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - KGPAA Mangkunegara X atau Gusti Bhre telah didukung 6 partai politik mulai dari Partai Gerindra, PSI, PKS, Partai Golkar, PAN, dan PKB.
Namun, Pengamat Politik UNS Abdul Hakim menilai masih ada penghalang yang bisa menghambat majunya Bhre dalam Pilkada Solo 2024.
Bukan hanya terkait isu rangkap jabatan Bhre, melainkan kelemahan sosok Raja Mangkunegaran yang harus diselesaikan untuk melawan kandidat yang diusung PDI Perjuangan.
Salah satunya kemampuannya menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama di kalangan usia lanjut.
Ia cenderung kurang dikenal di lapisan masyarakat ini.
“Gusti Bhre dari citra publik terlihat smart, berpendidikan tinggi, cukup low profile. Tapi di sisi lain low profile dikenal sebagai sosok yang kurang bisa bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Terutama sepuh senior,” jelas Hakim.
Selain itu, di luar Mangkunegaran, ia tidak punya basis massa kuat.
Baca juga: Polemik Harus Tidaknya Turun Tahta Jika Jadi Calon Wali Kota Solo Jateng, Begini Respons Bhre
Baca juga: Maju di Pilkada Solo Jateng, Bhre Disebut Tak Perlu Mundur sebagai Raja Mangkunegaran, Ini Alasannya
Padahal yang digadang menjadi rival PDI Perjuangan dikenal memiliki basis massa kuat hingga lapisan terbawah.
“Gusti Bhre walaupun terkenal tidak punya basis massa. Karena nanti yang dihadapi PDIP,” tuturnya.
Bahkan, jika Gusti Bhre terpilih sekalipun, ia akan kesulitan mengendalikan opini publik karena tidak punya barisan pendukung loyal.
Seperti telah diketahui, PDIP menguasai 20 kursi di DPRD Surakarta.
“Kalau pun nanti (PDIP) kalah di Pilwalkot, mereka masih punya suara dominan di DPRD. Jejaring mesin politik luar biasa dalam sampai ke level RT. Kalau Gusti Bhre tidak punya jejaring politik yang sama kuatnya sama dalamnya itu saya kira kesulitan mengelola kota yang kompleks,” jelas Hakim.
Namun, menurutnya kelemahan ini bisa dilengkapi dengan sosok yang nanti akan jadi wakilnya. Ia pun menyarankan agar Gusti Bhre memilih sosok yang lebih senior dan memiliki basis massa kuat.
“Memang butuh pendamping lebih senior yang bisa berkomunikasi dengan kelompok demografi tua. Secara usia lebih tua, lebih punya basis massa yang mengakar,” ungkapnya.
Parpol Pengusung di Pilkada Solo Jateng Sebut Bhre Komitmen Bakal Pisahkan Tugas Raja dan Wali Kota |
![]() |
---|
Lampu Hijau Bhre Maju Jadi Wali Kota di Solo Jateng, KPU Sebut Tak Harus Mundur dari Mangkunegaran |
![]() |
---|
Alasan Dibalik Gibran Endorse Bhre di Pilkada Solo, Pengamat : Esensial untuk Stabilitas Politik |
![]() |
---|
Raja Mangkunegaran Maju Pilkada Solo Jateng, Pengamat Budaya : Harusnya Tak Terlibat Politik Praktis |
![]() |
---|
Polemik Harus Tidaknya Turun Tahta Jika Jadi Calon Wali Kota Solo Jateng, Begini Respons Bhre |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.