Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Kisah Petilasan Sunan Geseng, Murid Sunan Kalijaga di Musuk Sragen Jateng

Di Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen terdapat petilasan dari murid Sunan Kalijaga.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Septiana Ayu
Petilasan Eyang Cakrajaya Kanjeng Sunan Geseng di Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Di Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen terdapat petilasan dari murid Sunan Kalijaga.

Murid Sunan Kalijaga yang dimaksud ialah Cakrajaya, atau juga dikenal dengan nama Sunan Geseng.

Di petilasan yang berlokasi di atas bukit tersebut, terdapat 8 makam, dimana beberapa diantara makam tersebut terdapat nisan kuno.

Masih belum diketahui secara pasti, siapa orang yang dimakamkan di sana.

Kepala Desa Musuk, Suharno mengatakan berdasarkan cerita turun temurun, petilasan tersebut diyakini sebagai tempat dimana tubuh Eyang Cakrajaya terbakar.

Baca juga: Miliki 1.493 Butir Pil Koplo Siap Edar, Pemuda Asal Sukodono Sragen Jateng Ditangkap Polisi

Dikisahkan bahwa dulu, Sultan Demak mendapat informasi bahwa Raja Brawijaya V telah melanggar perjanjian, yakni membangun candi di sebelah barat Gunung Lawu.

Di mana, dalam perjanjian yang telah disepakati bersama, sebelah barat Gunung Lawu merupakan daerah kekuasaan Sultan Demak.

Sedangkan, di sebelah timur Gunung Lawu menjadi daerah kekuasaan Raja Brawijaya V.

Untuk memastikan hal tersebut, Sultan Demak mengutus Sunan Kalijaga untuk membuktikan informasi tersebut

Lalu, Sunan Kalijaga dan beberapa muridnya pergi ke Gunung Lawu dengan melintasi aliran sungai.

Singkat cerita, ketika rombongan Sunan Kalijaga tiba di tepi Sungai Kenatan, tepatnya d Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, salah satu muridnya, yakni Cakrajaya mengeluh sakit.

Cakrajaya kemudian meminta izin kepada Sunan Kalijaga untuk beristirahat di tempat tersebut.

Sunan Kalijaga pun mengizinkan Cakrajaya untuk beristirahat, dan berpesan agar tidak meninggalkan tempat tersebut.

Baca juga: Wafat di Usia 45 Tahun, Camat Mondokan Sragen Agus Endarto Meninggal Dunia Setelah Hadiri Pengajian

"Lalu Sunan Kalijaga menancapkan sebuah tongkat di sana, Sunan Kalijaga kembali melanjutkan perjalanan ke Gunung Lawu," katanya kepada TribunSolo.com.

Lanjutnya, saat kembali dari Gunung Lawu, Sunan Kalijaga kembali ke tempat Cakrajaya beristirahat.

Saat kembali, Sunan Kalijaga terkejut, karena Cakrajaya tidak ada di tempat, serta tongkat yang ia tancapkan sebelumnya juga tidak ada.

"Tongkat tersebut ternyata berada di dalam rimbun pohon bambu yang tumbuh di situ, ketika mau diambil tidak bisa, akhirnya rimbun bambu tersebut dibakar," jelasnya.

Setelah itu, munculah Cakrajaya yang mana tubuhnya sudah gosong.

Karena itulah, kemudian Cakrajaya juga dijuluki sebagai Sunan Geseng.

Sunan Kalijaga dan Cakrajaya beserta rombongan, akhirnya kembali melanjutkan perjalan pulang ke Demak.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved