Ricuh Keluarga Keraton Solo di Sekaten
Keributan Tabuh Gamelan Sekaten Solo jateng, Miskomunikasi Berujung LDA dan PB XIII Beda Pendapat
Keributan terjadi dalam gelaran adat Hajad Dalem Pareden Gamelan Sekaten yang diadakan Keraton Kasunanan Solo.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keributan terjadi dalam gelaran adat Hajad Dalem Pareden Gamelan Sekaten yang diadakan oleh Keraton Kasunanan Solo dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9/2024) siang.
Insiden keributan terjadi antara dua kubu yakni dari Lembaga Dewan Adat (LDA) dan dari kubu SISKS Pakubuwono (PB) XIII yang tengah mengikuti prosesi tabuh Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari.
Bahkan salah satu menantu PB XIII, KRA Rizki Baruna Aji Diningrat sempat terlibat adu mulut hingga terjadi saling dorong dengan sesama kerabat keraton di Halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Solo.
Keributan sendiri bermula saat Gamelan Sekati untuk pertama kalinya ditabuh sebagai penanda sepekan jelang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Diketahui ternyata keributan yang berujung saling dorong itu awalnya terjadi ketika Rizki Baruna merasa tidak terima lantaran gamelan Sekaten sudah ditabuh saat rombongannya belum sampai di lokasi.
Padahal Rizki Baruno mengklaim bahwa dirinya yang telah mendapat titah dari PB XIII untuk menjadi penabuh pertama Gamelan Sekaten tersebut.
Baca juga: Kericuhan Kubu LDA vs Sinuhun di Sekaten Solo, KRA Rizki Tuding Gamelan Tak Sesuai Perintah Sinuhun
“Panjenengan ngowahi adat (Anda mengubah adat). Katanya harus sesuai paugeran (aturan adat)? Paugerannya kan harus sesuai dhawuh (perintah) Sinuhun,” lantang suara Rizki di depan Bangsal Sekati.
“Ini keputusan Sinuhun PB XIII, saya yang didhawuhkan (diperintah), KRA Rizky Baruno Aji Diningrat yang didhawuhkan untuk memerintahkan ngungelke gangsa (membunyikan gamelan),” tegasnya.
Namun ternyata terdengar dari pengeras suara Masjid Agung Keraton Solo bahwa yang menjadi petugas penabuh gamelan Sekatan adalah Kanjeng Sinawung yang merupakan abdi dalem keraton.
"Jadi memang terjadi miss komunikasi. Saya dengarkan dengan sangat keras dari speakernya Masjid Agung. Setelah tatanan acara selesai itu yang diminta untuk mendawuhi ngungelaken gangsa adalah Kanjeng Sinawung. Kanjeng Sinawung kemudian ndawuhke," terang Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) KP Eddy Wirabhumi.
"Setelah didawuhke ada yang datang namanya mas Rizky itu mengatakan bahwa dia yang ditugaskan untuk mendawuhkan itu. Sehingga terjadi silang pendapat," tambahnya.
Di sisi lain, Eddy menerangkan bahwa proses pelaksanaan gelaran Kirab Gamelan Sekaten Keraton Kasunanan Solo tahun ini ada perintah dari Pengageng Parentah Keraton Gusti Dipo agar pihaknya hadir dalam acara tersebut.
"Ini miss komunikasi yang sebetulnya tidak harus terjadi. Tetapi kalau kami tarik lagi proses penyelenggaraan kegiatan ini ada dawuh dari Pangageng Parentah Keraton Gusti Dipo untuk hadir di acara itu," tanbah Eddy.
Lebih lanjut, Eddy menerangkan bahwa memang akar masalah bermula dari perselisihan antara LDA dengan Sinuhun. Namun demikian, terkait tradisi Eddy menegaskan mengesampingkan permasalahan yang terjadi di pihak internal.
UPDATE Kasus Penganiayaan Saat Upacara Sekaten Keraton Solo, 3 Orang Akui Lakukan Pemukulan |
![]() |
---|
Penjelasan Soal Sekaten oleh Keraton Solo Jateng, Bukan Hanya Sekadar Pasar Malam |
![]() |
---|
KONDISI Korban Pengeroyokan Pembukaan Sekaten di Solo Jateng, Abdi Dalem Terluka |
![]() |
---|
KESAKSIAN KRA Rizki Korban Pengeroyokan Pembukaan Sekaten Solo Jateng, Pertanyakan Penabuhan Gamelan |
![]() |
---|
Ribut Pembukaan Sekaten Solo Jateng, Putri Sinuhun PB XIII Tekankan Perintah Raja Harus Ditaati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.