10 Tahun Pemerintahan Jokowi

Nasiki Senang, Jalan Solo-Purwodadi yang bertahun-tahun Rusak itu Akhirnya Diperbaiki di Era Jokowi

Jalan Solo-Purwodadi punya peran vital di Jawa Tengah, khususnya bagi masyarakat, pekerja, juga pelaku industri. Jalan ini sudah bertahun-tahun rusak

TribunSolo.com/Septiana Ayu
Mulusnya Jalan Solo-Purwodadi setelah diperbaiki di era Presiden Jokowi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Nasiki (52), duduk sambil melihat layar smartphone miliknya, saat kami temui di sebuah bengkel ban di tepi Jalan Solo-Purwodadi, tepatnya di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2024).

Sesekali, ia melihat montir bengkel tengah memperbaiki ban truknya yang kurang pas.

Pria asal Dukuh Plosorejo, Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang ini sudah menjadi sopir truk sejak 2001.

Dua puluh tiga tahun masa hidupnya, dihabiskan di jalanan mengendarai truknya itu.

Ia mengantar ayam ke sebuah pabrik besar.

Rutenya, hampir setiap hari melewati jalan Solo-Purwodadi.

Nasiki pun jadi satu dari banyak warga yang merasa bergembira, dengan perbaikan satu-satunya jalan yang menghubungkan Solo-Sragen-Purwodadi itu.

Tak berlebihan, selama bertahun-tahun, jalan nasional itu dikenal sebagai Si Pembunuh Gardan.

Ya, saking rusaknya, jalan ini dikenal 'langganan' mematahkan gardan truk.

Kondisi jalan, hampir setiap tahunnya mengalami kerusakan, di banyak titik.

Jangan tanya bila musim hujan tiba.

Kondisi jalan makin parah.

Tak terhitung banyaknya pengendara motor yang jatuh, karena genangan air menutup lubang jalan.

Pengendara motor, seringkali terjungkal karena tak bisa melihat lubang jalan itu.

Jalan itu pun jadi salah satu proyek strategis di Jawa Tengah yang dibangun di 2024, akhir tahun pengabdian Jokowi sebagai presiden.

Baca juga: Jelang Kepulangan Jokowi, Budi Arie Perintahkan Projo Banjiri Solo dengan Ratusan Baliho Penyambutan

Jalan itu pun kini mulus.

Perbaikan tak hanya seperti sebelumnya, yang hanya ditambal di bagian berlobang, lalu tak lama bakal rusak lagi.

Kali ini dicor dengan beton rigid.

Jalan itu kini mulus, bak jalan tol.

Meski terkesan sepele, tapi perbaikan jalan ini mempengaruhi hidup dan nafkah jutaan orang dan kepala keluarga.

Bagi Nasiki, misalnya, mulusnya Jalan Solo-Purwodadi membuat waktunya mengantar ayam jadi makin cepat.

"Dulu misalkan dari sini (Sumberlawang, Sragen) ke Purwodadi paling cepat itu makan waktu 1,5 jam. Sekarang satu jam sudah sampai ke Purwodadi," kata Nasiki.

Karena makin cepat, rit ia mengantar, bisa makin banyak.

Ia bisa meraup lebih banyak ongkos antar.

Sudah Lama Rusak

Jalan Solo-Purwodadi punya peran vital di Jawa Tengah, khususnya bagi masyarakat, pekerja, juga pelaku industri.

Tapi anehnya, jalan ini sudah bertahun-tahun dalam kondisi rusak.

Jamin (64), seorang kakek yang menjadi tukang ojek di Terminal Sumberlawang, mengatakan, ia sudah ngojek sejak tahun 1970-an.

Sejak itu pula, kata Jamin, Jalan Solo-Purwodadi sudah dalam kondisi rusak.

Kondisi itu membuat motor yang ia gunakan untuk menghidupi keluarganya itu sering rusak.

Soal velg motornya yang peyang, karena seringnya terbentur lubang jalan, sudah tak bisa dihitungnya.

"Setelah Presidennya Pak Jokowi, itu (kondisi jalan) baik semua, juga ada yang dilebarkan, bagus," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (10/10/2024).

Tak hanya soal kondisi jalan yang mulus, Jamin juga sangat terbantu dengan jalan yang dilebarkan.

Dulu, Jalan Solo-Purwodadi di depan Terminal Sumberlawang, ia ibaratkan hanya mempunyai satu jalur.

Itu karena lebar jalan tak sebanding dengan jumlah kendaraan melintas.

"Dulu seperti satu lajur saja, kalau ada mobil di kanan kiri itu sudah penuh jalan. Sekarang kan sudah ada lajur satu, dua, dan tiga. Sejak dilebarkan, sekarang lebar jalan jadi 8 meter, sehingga jadi lancar," kata Jamin.

Teman Jamin sesama tukang ojek, Suparmin (55) menceritakan kenangannya saat Jalan Solo-Purwodadi rusak.

Kata Suparmin, Jalan Solo-Purwodadi dulunya masih aspal, belum dibeton seperti di era Jokowi.

Kualitas aspal tak bisa menahan banyaknya kendaraan besar lewat.

Kondisinya semakin parah bila musim hujan tiba.

Suparmin mengatakan, hal biasa yang dihadapi tukang ojek sehari-hari saat itu, adalah pakaian kotor terkena cipratan genangan air di sepanjang jalan.

Loading Lebih Cepat

Usaha lain yang merasakan manfaat penting dari perbaikan Jalan Solo-Purwodadi adalah industri mebel.

Ya, sentra industri mebel di wilayah Kecamatan Kalijambe, Sragen, sangat menggantungkan keberadaan Jalan Solo-Purwodadi.

Karyawan Pabrik Mebel Ronggo Jati, Fadila, mengatakan, usaha mebel kini bisa mengirim tanpa lagi cemas mebel mereka rusak di perjalanan.

Dengan kondisi jalan mulus, jumlah mebel yang bisa dikirim pun makin banyak.

"Dulu jalan masih rusak, kita nggak berani sekali kirim angkut mebel jumlah banyak, karena mebel bisa rusak. Sehingga, sulit juga mengatur jadwal pengiriman," kata Fadila.

Industri mebel, juga tak hanya terbantu dari kondisi jalan yang kini mulus.

Tapi juga kondisi jalan yang makin lebar, karena kini Jalan Solo-Purwodadi punya bahu jalan.

Dulu, karena belum ada bahu jalan yang memadai, pekerja selalu kebingungan ketika hendak loading atau memuat mebel pesanan ke truk sebelum dikirim.

Truk tak mungkin berhenti di pinggir jalan, karena akan menimbulkan kemacetan.

"Ya kalau untuk dampak dari sarana kita untuk loading barang, itu kemungkinan lebih baik daripada sebelum diperbaiki, karena jalanan lebih lega, bahu jalan juga dicor lebih halus, sehingga truk untuk muat di pinggir jalan lebih leluasa," terang Fadila.

Jokowi Lega

Jokowi sendiri punya kenangan khusus terhadap Jalan Solo-Purwodadi ini.

Di masa lalu, ia banyak menghabiskan banyak waktu di sini.

Jokowi juga punya industri mebel di kawasan ini.

Tak mengherankan, Jokowi merasa lega melihat Jalan Solo-Purwodadi sudah kini sudah dalam kondisi bagus.

Dalam wawancara dengan TribunSolo.com, 23 Januari 2024, Jokowi lega karena masalah jalan Solo-Purwodadi yang bertahun-tahun selalu rusak, akhirnya kini selesai.

Meski, biaya yang diperlukan cukup besar.

"Ini Jalan Solo-Purwodadi (perbaikannya) paling berat, puluhan tahun jalannya diaspal, dibangun, rusak. Bangun, rusak lagi, karena tanahnya dinamis," kata Jokowi.

"Sehingga kita bangun ini biayanya jauh lebih besar, Jalan Solo-Purwodadi kita pakai rigid beton, biayanya besar, tapi saya lihat tadi bagus, di sana saya lihat bagus, diharapkan lebih awet dari aspal," tambahnya.

Baca juga: Harapan Untuk Jokowi Usai Lengser dari Presiden RI, Projo Solo: Negara Masih Butuh Beliau

Jokowi merinci dari total alokasi program Inpres, Rp 1,3 triliun diantaranya untuk membangun jalan di Provinsi Jawa Tengah.

Sementara itu, Sragen mendapat kucuran dana dari program Inpres sebesar Rp 204 miliar untuk membangun 3 ruas jalan.

Jalan Solo-Purwodadi di Kabupaten Sragen sendiri dibangun dengan menggunakan standar jalan provinsi, yang memiliki lebar 8,2 meter.

Pembangunan Jalan Solo-Purwodadi di wilayah Sragen dibagi menjadi tiga segmen.

Yakni segmen ruas jalan Surakarta-Gemolong-Purwodadi 2A yang memiliki panjang 4,33 km dengan biaya Rp 30,9 miliar.

Segmen kedua yakni ruas jalan Surakarta-Gemolong-Purwodadi dengan panjang 8,18 km dengan biaya Rp 97,47 miliar.

Segmen ketiga yakni ruas jalan Surakarta-Gemolong-Purwodadi 2B sepanjang 2,49 km dengan biaya Rp32,77 miliar.

Dengan begitu, total panjang pembangunan Jalan Solo-Purwodadi yang dibangun dengan menggunakan program inpres sepanjang 15 km dengan total biaya sebesar Rp 161,1 miliar.

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved