Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Usai Warga Sekitar Diduga Terpapar Limbah, Proyek PLTSa Putri Cempo di Solo Diharapkan Dikaji Ulang

Sejumlah warga dari RW 29 Kelurahan Mojosongo Solo melayangkan surat protes terkait limbah PLTSa Putri Cempo yang mencemari lingkungan ke Balkot Solo

TribunSolo.com/Andreas Chris
Warga RW 29 Kelurahan Mojosongo mengeluhkan dugaan limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah (Jateng) ikut mendampingi sejumlah warga dari RW 29 Kelurahan Mojosongo Solo yang melayangkan surat protes terkait limbah PLTSa Putri Cempo yang mencemari lingkungan ke Balai Kota Solo, Selasa (15/10/2024).

Hanya membersamai warga yang protes atas haknya untuk bisa hidup sehat tanpa terpapar polusi dari limbah bekas pengolahan sampah di PLTSa Putri Cempo, Walhi Jateng berharap proyek tersebut bisa dikaji ulang.

Kadiv Internal WALHI Jateng, Nurcholis menjelaskan bahwa pemerintah dan semua pemangku jabatan harus melihat realita yang ada terkait proyek energi ramah lingkungan dan dapat diperbarukan dalam PLTSa Putri Cempo.

Hal itu tak lain karena faktanya masih terdapat polusi atau limbah berbahaya yang berdampak pada masyarakat sekitar.

"PLTSa ini kan dijadikan energi yang diterbarukan dan ramah lingkungan. Tapi kita harus melihat realita bahwa apa yang ada di PLTSa ini bagian dari realitas yang tidak bisa dipungkiri bahwa energi baru dan diperbarukan melalui PLTSa ini tidak seramah lingkungan seperti apa yang dicita-citakan. Jadi seharusnya perlu ditindaklanjuti, dievaluasi dan dikaji ulang," ujar Nurcholis, Selasa (15/10/2024) siang.

Kehadiran WALHI Jateng ini diakui Nurcholis untuk mendukung perjuangan warga sekitar PLTSa Putri Cempo untuk bisa mendapatkan haknya.

Baca juga: Warga Terganggu Suara Berisik Mesin dan Debu dari Limbah PLTSa Putri Cempo Solo, Ini Respons Pemkot

"Tentunya warga juga perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mendapatkan hak atas lingkungan yang tercederai karena apa yang terjadi," lanjutnya.

Lebih lanjut, Nurcholis mengatakan bahwa apa yang terjadi di pemukiman warga di sekitar PLTSa Putri Cempo menjadi preseden buruk karena dampaknya bisa panjang salah satunya untuk warga sekitar.

"Dampak ini cukup parah sekali, kemarin-kemarin warga sudah protes tapi mungkin ekskalasinya tidak seperti sekarang. Ini jadi momen warga untuk berani karena dampaknya semakin ke sini semakin terasa," kata dia.

Ia juga mengatakan sebenarnya dari awal proyek pembangunan PLTSa Putri Cempo, WALHI Jateng sudah sangsi terkait proyek ramah lingkungan tersebut.

"Menurut hemat saya seperti itu. Meski diklaim ramah lingkungan dan tidak polutif tapi nyatanya tetapi mengeluarkan polusi dan pengelolaan limbahnya juga tidak dioleh sebaik-baiknya malah dipaparkan di ruang terbuka," urainya.

"Walhi sendiri sebenarnya tidak mempercayai energi dari PLTSa ini ramah lingkungan karena sejak awal kami menyadari bahwa pembakaran sampah ini pasti akan mengeluarkan toxic dan akan membuat sesak napas warga dan jangka panjangnya bisa terjangkit kanker," pungkasnya. 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved