Sompil Bu Sri Koco Jadi Satu-satunya di Jogonalan Klaten, Ini Asal Muasal Kuliner Legendaris Sompil

TRIBUNSOLO.COM - Sejak tahun 2008, Sukoco (76) dengan Sri Hartini (65) berjualan sompil di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Enam belas tahun sudah pasangan suami istri ini berdagang sompil.

Sompil yang mirip lontong dan ketupat ini menjadi satu-satunya yang ada di Jogonalan Klaten.

Awal mula Sukoco dan Sri Hartini berjualan sompil lantaran ingin melestarikan makanan khas Jawa.

Sompil pun sebenarnya sudah mulai langka bahkan nyaris punah.

Baca juga: Jatuh Bangun Penjual Sompil Bu Sri Koco Jogonalan Klaten: Dulunya Kerja Jadi Buruh Bangunan

Ide berjualan sompil juga awalnya karena Sukoco memiliki mbah bibi yang sudah lebih berjualan sompil.

"Dulu saat masih kecil sekitar tahun 1955-1956, Mbah Bibi menjual (sompil) saat pagi. (Pembeli) hanya dari lingkungan saja," ujarnya.

Namun karena tak berlanjut, baru kemudian Sukoco mengajak sang istri jualan sompil di tahun 2008.

Lantas, makanan legendaris sompil ini berasal dari mana?

Berdasarkan penelusuruan di internet, sompil ternyata merupakan makanan khas Tulungagung, Jawa Timur.

Sompil merupakan kuliner budaya lokal daerah Mataraman yang legendaris.

Dulu, Jawa disebut Mataraman karena wilayah tersebut pernah dikuasai oleh Kesultanan Mataram.

Menurut budayawan Tulungagung, Endin Didik handoko, dulu sompil dibuat sebagai bekal warga yang ingin perjalanan jauh.

Seiring berjalannya waktu, sompil juga dibuat bekal bagi warga bekerja di sawah, kebun ataupun di ladang/tegalan yang jauh.

Penyajian sompil bervarisai di setiap wilayah. 

Pada daerah lainnya, penyajian sompil ditambah dengan taburan bubuk kedelai yang disangrai. 

Baca juga: Sompil Bu Sri Koco Jogonalan Klaten : Makanan Legendaris yang Nyaris Punah, Harganya Murah

(*)