Hari Pahlawan 2024
Sosok Slamet Riyadi, Pahlawan Nasional yang Diabadikan jadi Nama Jalan, Patung & Universitas di Solo
Sosok pahlawan nasional kebanggaan warga Solo itu adalah Brigadir Jendral Ignatius Slamet Rijadi (Slamet Riyadi).
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Hari Pahlawan merupakan hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, dan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia.
Hari Pahlawan dicetuskan sebagai momentum memperingati Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945, di mana para tentara dan milisi indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.
Baca juga: 15 Ucapan Selamat Hari Pahlawan yang Diperingati 10 November 2024, Tunjukkan Nasionalismemu
Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Upaya rakyat Indonesia merebut kekuasaan dari Belanda tak lepas dari perjuangan pejuang asal Solo, Jawa Tengah.
Sosok pahlawan nasional kebanggaan warga Solo itu adalah Brigadir Jendral Ignatius Slamet Rijadi (Slamet Riyadi).
Brigjen Slamet Riyadi merupakan tentara Indonesia yang lahir pada 26 Juli 1927 di Surakarta.
Baca juga: 15 Kumpulan Ucapan Hari Pahlawan 10 November, Singkat dan Penuh Makna
Slamet Riyadi memimpin tentara Indonesia di Surakarta pada masa perang kemerdekaan melawan Belanda yang berencana mengusai kembali Tanah Air.
Jiwa kepemimpinan Slamet Riyadi pun saat itu berkobar.
Dia berada di garda terdepan dalam upaya perlawanan terhadap penjajah yang menyerang bangsa Indonesia.
Dengan menerapkan kebijakan berpencar dan menaklukkan, Rijadi dapat menghalau tentara Belanda.
Baca juga: Jalur Rel di Jalan Slamet Riyadi Solo Jateng Banyak Makan Korban, Begini Trik agar Tak Terpeleset
Pada tahun 1947, ia berperang merebut Ambarawa dan Semarang dari tangan Belanda.
Sukses memimpin Agresi Militer I di Jawa Tengah, Slamet Riyadi dikirim ke garis depan pada tanggal 10 Juli 1950 sebagai bagian Operasi Senopati untuk merebut kembali Pulau Ambon.
Slamet Riyadi bersama pasukannya mampu mengambil alih tanpa perlawanan.
Tugas Terakhir yang diterima Rijadi pada saat ditugaskan mengambil alih ibu kota di New Victoria bersama Kolonel Alexander Evert Kawilarang.
Baca juga: Peternak di Boyolali Mandi Susu dan Buang-buang Susu, Tuding Pemerintah Pilih Impor Susu Luar Negeri
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.