Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Menkes Kunjungi Solo

Tarik Dokter RSUP dr. Sardjito ke RS Kardiologi di Solo, Menkes: Dokter Tak Boleh Kerja di RS Lain

Dokter yang bekerja di RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo diminta untuk berfokus. Dia tidak boleh bekerja di RS lain.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
KOLASE FOTO: Kanan: Momen peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo Technopark, Kecamatan Jebres, Surakarta, Senin (27/11/2023) dan Kiri: Foto Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meninjau RS Kardiologi Emirates-Indonesia, Sabtu (23/11/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dokter hingga perawat dari RSUP dr. Sardjito akan dipindahkan ke RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo

Ini merupakan perintah dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Dia mengatakan ini saat berkunjung ke RS tersebut di Solo pada Sabtu (23/11/2024).

Harapannya, RS tersebut bisa segera dioperasikan.

“Nanti dari Sardjito kita pindahin ke sini. Kan kita banyak dokter di Sardjito,” ungkapnya saat ditemui usai meninjau RS Kardiologi Emirates-Indonesia, Sabtu (23/11/2024).

Ia pun menegaskan dokter spesialis jantung yang bekerja di rumah sakit ini harus didedikasikan hanya di rumah sakit ini saja.

Ia tidak boleh bekerja di rumah sakit lain.

Baca juga: Bawaslu Sukoharjo Terima Tiga Laporan Dugaan Pelanggaran Sepanjang Masa Kampanye

“Karena saya nggak mau dokter baru dokter yang nggak pengalaman dan praktiknya di banyak tempat,” terangnya.

Ia berharap bulan depan rumah sakit ini segera beroperasi.

Maka dari itu ia ingin memindahkan dokter berserta alat-alat milik RSUP dr. Sardjito untuk mempercepat aktivasi.

“Target beroperasi harusnya dari sisi infrastruktur 1 bulan paling lama. Tapi kita mau dokter tenaga perawat. Kita sudah bicara dengan Sardjito. Paling cepat taruh ahli dan alat dari Sardjito ke sini sehingga langsung bisa beroperasi,” terangnya.

Rumah sakit khusus penyakit jantung ini berkapasitas 130 kamar.

Ia berencana mengelola rumah sakit ini langsung di bawah Kementerian Kesehatan.

“Pengelolaannya di bawah Kemenkes 2 tahun. Supaya bisa langsung mulai transisi. 130 kamar,” jelasnya.

Ia mengaku cukup terkesan dengan berbagai fasilitas yang dimiliki rumah sakit ini. Rumah sakit lain milik pemerintah pusat hingga daerah pun perlu mengadopsi fasilitas yang ada.

“Catatannya mudah-mudahan rumah sakit milik Kemenkes dan Pemda sebagus ini. Desainnya sebaik ini. Sehingga masyarakat yang sakit bisa diobati langsung sehat. Kita ingin masyarakat tetap sehat,” tuturnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved