Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pembongkaran Makam Siswa SMK di Sragen

Terungkap Gamma Ternyata 30 Menit Sebelum Tewas Ditembak Sempat WA Orangtua, Alasan Terlambat Pulang

Sejumlah fakta baru terungkap dari kasus penembakan yang menewaskan Gamma (17) pelajar SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, yang ditembak Aipda Robig.

Kompas.com Titis Anis/via TribunJateng.com
Aipda Robig Zaenudin (kiri), pelaku penembakan siswa SMKN 4 Semarang, GRO (17) (kanan) - Aksi Aipda Robig Zaenudin alias Aipda RZ menembak siswa SMKN 4 Semarang, GRO (17), diakui Polda Jateng sebagai tindakan berlebihan. 

Malam itu, Robig yang baru pulang dari kantor, bertemu dengan satu kendaraan yang dikejar oleh tiga sepeda motor.

"Saat perjalanan pulang, mendapati satu kendaraan yang dikejar, kemudian memakan jalannya terduga pelanggar, jadi kena pepet. Akhirnya terduga pelanggar menunggu," tuturnya dalam RDP, Selasa (3/12/2024).

Ketika tiga pengejar itu putar balik karena motor yang dikejar masuk gang, penembakan itu pun terjadi.

Malam itu, Robig melepaskan empat tembakan. Kasubdit 3 Jatanras Polda Jawa Tengah AKBP Helmy Tamaela menjelaskan, tembakan pertama merupakan tembakan peringatan yang diarahkan ke sudut jam 11.

Tembakan kedua mengenai Gamma. Polisi menyebutkan, Gamma saat itu berada di kendaraan pengejar paling depan.

"Karena saking kencang, tembakan kedua mengenai almarhum saudara Gamma yang berada di posisi tengah kendaraan pertama," jelasnya.

Robig kembali melepaskan tembakan. Tembakan ketiga ini tak mengenai seorang pun.

Adapun tembakan keempat mengenai joki dan pembonceng di motor ketiga, yakni SA dan AD.

"Untuk joki terserempet di wilayah dada. Kemudian yang dibonceng, peluru masuk ke tangan kiri kemudian bersarang di tulang sebelah sini," terang Helmy sambil memegang lengan kiri.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyatakan, Aipda Robig teledor dalam menggunakan senjata api dan abai dalam menilai situasi.

Oleh karena itu, Irwan menegaskan siap menerima konsekuensi atas perbuatan anak buahnya.

"Dan atas segala tindakan anggota saya, Brigadir R, yang telah mengabaikan prinsip-prinsip penggunaan kekuatan, abai dalam menilai situasi, teledor dalam menggunakan senjata api, dan telah melakukan tindakan excessive action, tindakan yang berlebihan, tindakan yang tidak perlu; sepenuhnya saya siap bertanggung jawab, saya siap dievaluasi, apa pun bahasanya, saya siap menerima konsekuensi dari peristiwa ini," paparnya dalam RDP di DPR RI.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved