Kuliner Solo
5 Rekomendasi Minuman Hangat di Solo Raya, Cocok Disantap saat Menunggu Malam Pergantian Tahun
Ada sejumlah rekomendasi kuliner yang cocok diminum pada malam hari untuk menghangatkan tubuh.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Tahun baru 2025 tinggal menunggu beberapa jam lagi.
Bagi kamu yang merencanakan malam tahun baru, kamu bisa sambil menikmati momen pergantian malam tahun baru dengan mengonsumsi minuman yang hangat.
Baca juga: 7 Rekomendasi Minuman Hangat yang Enak di Solo : Ada Wedang Ronde, Wedang Asle hingga Wedang Kacang
Mengingat kini cuaca di Solo dan sekitarnya sedang sering hujan dan udara dingin.
Ada sejumlah rekomendasi kuliner yang cocok diminum pada malam hari untuk menghangatkan tubuh.
Berikut TribunSolo rangkum 5 rekomendasi minuman hangat enak di Solo Raya.
1. Mencicipi Hangatnya Wedang Angsle Mbah Ronde di Sragen, Sehari Ludes 170 Porsi
Wedang angsle sendiri merupakan minuman khas dari Jawa Timur yang menyerupai kolak.
Jika anda malas membuat atau tidak sempat membuat sendiri, bisa beli di Wedang Angsle Mbah Ronde.
Lokasinya berada di Jalan Raya Sukowati, tepatnya di depan Kantor Pos Sragen atau di seberang Masjid Raya Al-Falah.
Satu porsi wedang Angsle Mbah Ronde berisi ketan, kolang-kaling, agar-agar dan irisan roti.
Kemudian disiram wedang yang terbuat santan yang dijamin masih panas.
Dengan perpaduan rasa gurih dan manis, cukup ampuh menghangatkan badan, terlebih dinikmati saat hujan tiba.
Pemilik gerobak Mbah Ronde, Rafif mengatakan dalam sehari ia bisa menjual lebih dari 170 porsi.
Selain wedang angsle, gerobak Mbah Ronde juga menjual wedang ronde.
"Satu hari minimal 170 porsi, kalau pas ramai bisa sampai 350-400 porsi, tidak tentu," ujarnya kepada TribunSolo.com.
Wedang angsle Mbah Ronde ini sudah buka sejak tahun 2017.
Sehingga tak khayal pelanggannya kini cukup banyak.
Gerobak Mbah Ronde buka setiap hari, mulai dari pukul 16.00-00.00 WIB.
Anda bisa menikmati satu porsi hangat di tempat sembari menikmati hiruk-pikuk kehidupan Kota Sragen, atau bisa dibawa pulang.
"Satu porsinya Rp 6.000, bisa dinikmati disini atau dibawa pulang," ujarnya.
Menurut Rafif, letak perbedaan antara wedang angsle dan wedang ronde adalah pada jenis racikan wedangnya.
"Wedang ronde itu pakai kuah jahe, sedangkan wedang angsle pakai kuah santan, sehingga rasanya lebih gurih manis," pungkasnya.
2. Menikmati 15 Rempah Diracik Jadi Minuman Hangat, Cuma Modal Rp6.000, Bisa Rasakan Khasiatnya
Tribunners sudah pernah menenggak minuman hasil dari racikan 15 macam rempah-rempah belum?
Jika belum, bisa dicoba di Susu Jahe Merah 'Pak Ranto'.
Minuman tradisional dari bahan dasar rempah-rempah ini tercetus dari pemikiran Ranto (60).
Tak langsung sekali berpikir memang, Ranto mendapatkannya setelah melakukan sejumlah percobaan dengan menggunakan berbagai macam rempah-rempah.
Minuman yang berkhasiat bagi kesehatan ini diracik Ranto saat pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020 silam.
Dia banting setir membuka usaha ini setelah gonta-ganti profesi.
"Dulu mlantik (jualan sapi), ternak bangkrut terus ingin membuat usaha untuk kesehatan," ujar Ranto saat ditemui TribunSolo.com di lapak kaki limanya, tepat di depan Kantor Kelurahan Setabelan, Solo, Rabu (26/4/2023) malam.
Ranto mengaku sempat mencoba berbagai macam rempah hingga akhirnya menemukan racikan yang pas untuk minuman tradisional ini.
"Dulu pertamanya saya ikut orang (jualan minuman tradisional), berhubung ikut orang ada kekurangannya (dalam racikan minuman), banyak yang komen, terus saya punya inisiatif belajar sendiri," kata Ranto.
"Sampai tiga bulan empat bulan bisa berhasil (menjual racikan minuman) dengan resep sendiri," tambahnya.
Ranto akhirnya bisa menyatukan cita rasa dari berbagai macam rempah.
Seperti, sereh, pandan, daun jeruk, jahe, kayu manis, kayu pulosari, kayu misoi, kay secang, cengkeh, peka, cabe puyang, kapulaga, klabet, dan kunci.
"Resepnya itu sereh, pandan, daun jeruk, jahe, kayu manis, kayu pulosari, kayu misoi, kay secang, cengkeh, peka, cabe puyang, kapulaga, klabet, dan kunci," sebut pria kelahiran Solo itu.
Sejak awal membangun bisnis, Ranto tidak pernah menaikkan harga per gelas dari minuman tradisional yang ia jual.
Bahkan saat harga-harga rempah seperti jahe melambung tinggi, Ranto tetap menjual satu gelas minuman tradisional racikannya dengan harga Rp6.000.
"Cuma Rp6.000, bahkan harga (rempah) saat pandemi sampai Rp100.000 per kilogram, saya tetap menjual dengan harga Rp6.000 sampai sekarang," ungkap pria berusia 61 tahun itu.
Selain menjual minuman rempah tradisional dengan varian original, Ranto tak jarang mendapat permintaan pembeli untuk menambah bahan lain dalam minuman seperti susu.
"Original, itu buat kesehatan bisa dicampur madu, telor, kadang ada yang minta pakai gula, atau susu," ungkapnya.
Buka setiap hari, Ranto mulai melayani pembeli dari jam 17.00 WIB sampai jam 23.00 WIB.
Ranto memiliki pelanggan tetap dari berbagai wilayah, baik dari Solo maupun luar kota.
Banyak pelanggan Ranto yang mengungkapkan bahwa minuman racikan Ranto ini berkhasiat bagi kesehatannya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner di Dekat Masjid Sheikh Zayed Solo, Ada Mie Kekinian Hingga Sate Ayam
3. Susu Jahe Merah di Jalan Depan SMA MTA Surakarta, Minuman Hangat Harga Hemat
Masyarakat yang mencari minuman hangat dengan harga bersahabat, bisa mencoba datang ke Jalan Semanggi - Mojo.
Lokasi tepatnya di depan SMA MTA Surakarta.
Disana ada minuman jahe merah.
Lokasinya juga sederhana, ada di pinggir jalan.
Penjual Susu Jahe Merah, Deni mengatakan, dia sudah berjualan minuman ini sejak tahun 2017.
Usaha ini turun temurun dari keluarganya.
"Usaha susu jahe merah ini sudah turun temurun dari sang paman yang mengajak berjualan saat di Tasik Malaya, Jawa Barat," ucap Deden panggilan akrabnya.
Deden merupakan warga Tasik Malaya yang saat ini merantau di kota solo dan membuka usaha susu jahe merah.
Menurutnya susuh jahe merah mempunyai banyak manfaat, dimana di dalam susu jahe merah tersebut mempunyai bahan dari rempah-rempah yang sudah diolah.
"Dulu waktu covid sangat laris, karena manfaat jahe merah bisa meningkatkan daya tahan tubuh, untuk pegal-pegal, gejala flu, sakit kepala dan baik untuk kesehatan," jelas Deden.
Sementara itu, ciri khas dari gerobak dagangannya adalah terdapat angklung.
Selain susu jahe merah, Deden juga menjual bakso cilok dengan beberapa varian rasa.
"Bakso saya ada beberapa varian yakni Rasa ayam, bawang merah, cabe, sapi dan tahu," tandasnya.
Harga Susu Jahe Merah satu gelas dibanderol Rp 5 Ribu dan bakso cilok dibanderol Rp 500 rupiah.
Deden buka pukul 18.30-24.00 WIB.
4. Wedang Cemue Pasar Kliwon, Menu Penghangat Waktu Malam, Harga Mulai Rp 7 Ribu
Lokasinya ada di kawasan Kecamatan Pasar Kliwon, tepatnya dekat dengan Pasar Tunggul Sari.
Namanya Wedang Cemue.
Kamu bisa searching di google maps nanti diarahkan sama aplikasi itu.
Atau kamu bisa langsung melalui Jalan Kapten Mulyadi sampai bertemu simpang 4 Pasar Kliwon.
Kemudian belok ke arah timur menuju ke arah Jalan Untung Suropati.
Kamu tinggal ikuti jalan tersebut sampai ke Pasar Tunggul Sari.
Nanti kamu akan bertemu dengan jalan menanjak lewati saja tapi jangan terlalu kencang melaju.
Karena, warung Wedang Cemue ada di jalan turunan sisi selatan.
Warungnya kecil. Hanya bisa muat 4 orang dengan satu meja seng panjang.
Warungnya buka dari pukul 17.30 sampai 22.00 WIB.
"Wedangan ini mirip dengan wedang Asle, bedanya di isiannya, ada kacang sama irisan kelapa," kata pemilik warung, Suprapto kepada TribunSolo.com.
Selain itu, rasa kuah berbeda dengan wedang Asle.
Wedang Cemue akan menyajikan rasa kuah campuran santan, daun jeruk, panda dan serai.
Rasanya pun unik gurih santan sama sensasi serainya nge-blend.
Kehadiran ketan putih dalam seporsi wedang Cemue membuat rasa antara serai dan gurihnya terjembatani.
Wedang Cemue juga dilengkapi dengan potongan roti dan agar-agar.
Adapun seporsi Wedang Cemue dibanderol Rp 7 ribu.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner Enak dan Murah Dekat Solo Safari, Ada Ayam Tulang Lunak Hingga Selat
5. Wedang Ronde Pak No Depan SMKN 2 Solo, Kualitasnya Terjamin Sudah 21 Tahun Berjualan
Wedang Ronde Pak No yang beralamat di Jalan Adi Sucipto No.33 Manahan, lebih tepatnya Wedang Ronde ini bertempat di depan SMK Negeri 2 Solo sisi pojok kanan.
Wedang Ronde Pak No dijual dengan harga 7500 per mangkoknya.
Sarno (52) sang pemilik yang merupakan asli Wonogiri dari tahun 1989 sudah bertempat tinggal di Solo, lebih tepatnya di Nusukan ini bercerita bahwa ia sudah berjualan ronde dari tahun 2002.
"Awal mula jualan sekitar tahun 2002, tapi awalnya saya keliling kampung-kampung, jadi ya sudah 21 tahun saya berjualan ronde," terangnya
Sebelum berjualan di depan SMK 2, Sarno bertempat di timur Polresta Solo.
"Sekitar 12 tahun saya berjualan di timur polresta (2011), baru 2 bulan ini pindah kesini (depan SMK 2) karena di depan Shelter Manahan tidak boleh ada yang berjualan," ungkapnya
Sarno juga bercerita bahwa sebelum berjualan ronde ia kerja di Terminal, Tukang Ojek dan sempat berjualan Mie Ayam, tetapi rezeki nya sekarang ada di Wedang Ronde.
Wedangan Ronde Pak No buka mulai pukul 17.00 - 02.00 WIB.
(*)
| 5 Rekomendasi Tempat Makan Siang di Dekat Edutorium UMS Solo, Ada Prasmanan hingga Bebek Goreng |
|
|---|
| Sejarah Songgo Buwono, Kudapan yang Kerap Disajikan Acara Pernikahan di Solo dan Sekitarnya |
|
|---|
| 5 Rekomendasi Bakso dan Mie Ayam Enak di Wonogiri, Bisa Jadi Pilihan untuk Buka Puasa |
|
|---|
| 5 Rekomendasi Nasi Goreng Enak dan Legendaris di Solo Raya, Bisa Jadi Pilihan untuk Buka Puasa |
|
|---|
| 5 Rekomendasi Tempat Makan Tongseng Enak di Solo Jateng, Jokowi Biasanya Beli di Warung Ini |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Satu-porsi-wedang-angsle-Mbah-Ronde.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.