Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Solo

5 Kasus PMK Ditemukan di Solo, Pemkot Sebut Hanya Bisa Semprot Disinfektan, Tak Dapat Jatah Vaksin

Kasus PMK pada Sapi sudah ditemukan di Solo. Namun, Pemkot hanya bisa memberikan Disinfektan. Mereka tak dapat jatah vaksin.

Istimewa
Pemeriksaan kandang-kandang ternak di Kota Solo oleh Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Lima kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terdeteksi di Kota Solo sepekan terakhir.

Hal itu diungkap oleh Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo.

Kepala Dispangtan, Eko Nugroho mengatakan bahwa pihaknya menemukan 5 kasus PMK selama sepekan terakhir di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

"Kita sudah ada kasus untuk PMK, jumlahnya ada 5 di kelurahan Mojosongo," ujar Eko saat dihubungi, Senin (6/1/2025).

"Itu satu Minggu yang lalu (ditemukan)," lanjutnya.

Hingga saat ini, kelima ternak Sapi tersebut masih terpapar PMK.

Sementara itu, Dispangtan hanya bisa melakukan pengobatan maupun pencegahan dengan penyemprotan disinfektan.

"Masih (terpapar), yang lima itu dalam proses pengobatan. Dan untuk pencegahan (penyebaran) kita dengan security penyemprotan disinfektan di sekitar kandang yang terkena PMK tersebut," kata dia.

"(Vaksin) Itu yang belum di vaksin kayanya," imbuh Eko.

Eko menerangkan, Pemkot Solo maupun Dispangtan Kota Solo sendiri saat ini belum memiliki vaksin PMK.

Oleh karena itu, tindak pencegahan agar kasus PMK tak menyebar di 300-an ternak Sapi yang ada di Kota Bengawan hanya bisa dilakukan dengan cara pengawasan dan penyuluhan dari Dispangtan Kota Solo.

"Itu kalau dari kita sementara disinfeksi saja karena kita tidak memperoleh jatah vaksin PMK. Harapan kami dari pemilik terutama tetap menjaga kebersihan kandang, kemudian mengisolasi ternak yang sakit dan melapor ke Dinas, juga memperbaiki pakan, karena dengan pakan yang baik diharapkan daya tahan tubuh ternak akan meningkat," urainya.

Baca juga: Satu Pekan Lagi 10 Ribu Buruh Sritex Gelar Aksi di Jakarta, Pamitan ke Anggota DPRD Sukoharjo 

Disinggung soal penyebab temuan kasus PMK di Kota Solo, Eko sendiri masih belum bisa memastikan.

Padahal diketahui ternak yang terpapar bukan merupakan Sapi hasil pembelian dari luar kota. 

"Kita tidak tahu (penyebab) terjangkitnya itu tiba-tiba. Dan kita tidak tahu tertularnya dari mana. Itu (ternak) bukan dari jual beli dari luar kota," kata dia.

Sejauh ini, ternak sapi yang ada di Kota Solo memang berada di wilayah Solo Utara. Oleh karena itu, fokus Dispangtan dikatakan Eko saat ini dengan memperketat pengawasan agar tidak melebarnya kasus temuan PMK di Kota Bengawan.

"Kalau Solo yang paling banyak kan di sekitar Mojosongo, TPA Putri Cempo, di sekitaran Ledoksari, Mertoyudan. Kita arahkan ke sanitasi kandang dengan biosekuriti disinfektan," terangnya.

Kembali disinggung terkait vaksinasi PMK pada ternak Sapi di Kota Solo, Eko masih belum bisa memastikan lantaran Pemkot Solo tidak masuk dalam penerima vaksin PMK.

Sementara itu, Dispangtan sendiri juga belum mengajukan penganggaran pembelian vaksin PMK di APBD Kota Solo.

"Sementara ini belum karena kita tidak mendapatkan jatah vaksin. Kota Solo dianggap tidak ada ternak sehingga kita tidak memperoleh jatah vaksin dari pemerintah pusat. Untuk APBD sendiri tidak teranggarkan untuk vaksin PMK," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved