Polemik Jalur Pendakian
2 Desa di Boyolali Damai Setelah 8 Tahun Berseteru Soal Jalur Pendakian, Sama-sama Dapat Retribusi
Polemik dua desa di Boyolali selesai. Setelah kedua pihak bertemu dan membicarakan soal konflik ini.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Karena jalur ini langsung tembus di pos tiganya jalur Selo.
Sejak saat itulah kedua desa itu semakin dingin.
Namun, mulai saat ini polemik itu mulai mencair.
Para pihak yang berkepentingan dengan jalur wisata pendakian gunung Merbabu sudah saling sepakat.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) Anggit Haryoso mengungkapkan sejak Oktober 2024 secara estafet mulai mengurangi masalah ini.
Pihaknya menemui tokoh, pemdes hingga Pemkab Boyolali.
"Harapannya kedepannya kita menemukan titik temu terkait dengan jalur pendakian di Selo," ujarnya.
Dia menyebut masalah di kedua desa ini karena tak adanya komunikasi secara intensif saja.
Namun setelah beberapa kali melakukan pertemuan dengan kedua desa itu dan dimediasi Camat akhirnya ada titik temu.
Kedua desa sepakat untuk tak mempermasalahkan kedua jalur ini.
Untuk sementara, retribusi ke kawasan wisata dipungut oleh kedua desa.
Sebagai dasar payung hukumnya, kedua desa akan membuat peraturan desa (Perdes).
Nantinya kedua desa itu membuat satu loket untuk memungut retribusi dari wisatawan pendakian gunung Merbabu.
Dengan begitu, kedua desa mendapatkan sama-sama mendapatkan pemasukan dari wisatawan.
Dia menyebut saat ini karena faktor cuaca gunung Merbabu masih ditutup untuk pendakian.
"Mengutamakan keselamatan bagi pendaki," tambahnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.