Kenaikan Harga Gas Elpiji di Solo Raya

Harga Gas Elpiji Naik Jadi Rp18.000, Pedagang Ayam Goreng di Karanganyar Minta Ada Pengawasan Harga

Harga gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di Indonesia resmi naik dari Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu , Rabu (18/11/2025).

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Ilustrasi pedagang ayam goreng di Jalan Kolonel Sugiono, Karanganyar, Rabu (15/1/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Harga gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di Indonesia resmi naik dari Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu , Rabu (15/11/2025).

Kenaikan gas melon tiga kilogram senilai Rp 2 ribu dinilai tidak mempermasalahkan oleh pedagang kaki lima di Kabupaten Karanganyar.

Meskipun demikian, pedagang kaki lima lebih menyoroti pengawasan dalam penerapan harga ke masyarakat.

Supriono (41) pedagang ayam goreng di jalan Kolonel Sugiono, Kabupaten Karanganyar mengatakan dalam penerapan harga eceran tertinggi (HET) ke masyarakat tidak sesuai dengan kebijakan.

"Saya rasa tidak masalah apabila terjadi kenaikan sekira Rp 1 ribu hingga Rp 3 ribu, namun saya soroti yaitu pengawasan dalam penerapan harga yang saya nilai lemah," kata Supriono, Rabu (15/1/2025).

Supriono mengatakan, dalam penerapan harga gas elpiji dari pangkalan dan agen tidak sesuai dengan HET yang ditetapkan.

Ia memberikan contoh pemerintah menetapkan HET gas elpiji sekira Rp 15 ribu, namun di pangkalan dan agen, harga gas elpiji yang diterima mencapai Rp 18 ribu.

Baca juga: Harga Gas Elpiji 3 Kg Naik, Penjual Gorengan di Boyolali Pusing Tujuh Keliling, Untung Kian Tipis

"Apabila pemerintah menaikan gas elpiji jadi Rp 18 ribu, namun pada kenyataannya saya beli di agen bisa capai Rp 21 ribu," ucap dia.

Dia menuturkan, ada oknum yang melakukan permainan, jelang pengumuman kenaikan harga elpiji tiga kilogram

Ia menjelaskan, permainan yang dimaksud yaitu menahan pasokan gas elpiji bersubsidi sampai pengumuman kenaikan harga diumumkan.

"Itu selalu terjadi berulangkali jelang kenaikan harga dan saya harap kepada pemerintah adanya pengawasan agar harga yang ditetapkan sesuai dengan yang diterima masyarakat," kata dia.

Sementara itu, Sri Lestari (53) salah satu pedagang di Kampung Manggung, RT 1, RW 08, Kelurahan Cangakan, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar mengatakan tak masalah soal kenaikan harga.

Dia mengatakan, kelangkaan tabung gas elpiji terjadi apabila pangkalan Elpiji libur.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih menjual gas elpiji bersubsidi dengan harga Rp 18 ribu.

"Ya kalau pangkalan libur itu langka, kalau pangkalan gak libur gak langka, namun bila harga naik ya naik," pungkasnya.

(*)

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved