Persoalan Sampah Wonogiri
DLH Wonogiri Tanggapi Keluhan Warga Soal TPS Membludak, Akui Volume Sampah Naik
DLH Wonogiri mengakui jika volume sampah mereka tinggi. Keluhan warga tersebut bakal mereka tanggapi.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
"Ini yang menyebabkan overload TPS. Kita berupaya melakukan edukasi intens soal pemanfaatan TPS agar tidak overload. Masalah overload bisa berimbas ke kesehatan masyarakat di sekitar TPS, Intinya merugikan," terang dia.
Sementara itu, di tengah meningkatnya volume sampah, Bahari mengakui pihaknya terkendala keterbatasan SDM maupun sarana dan prasarana untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA.
Dalam memuat sampah ke dalam truk sebelum diangkut ke TPA, dilakukan petugas secara manual tanpa bantuan alat berat sehingga itu menjadi kendala tersendiri.
"Pengangkutan dari satu TPS dibawa ke TPA rata-rata 1 sampai 2 kali dalam sehari. Tapi saat kondisi seperti ini, dalam sehari 5 sampai 10 kali," kata Bahari.
Atas kondisi itu, imbunnya, pihaknya berencana akan melakukan modernisasi TPS. Misalnya TPS diganti dengan transfer depo sampah maupun Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS3R) sebelum sampah diangkut ke TPA.
"Dengan itu kan nanti bisa diawasi, sampah mana yang bisa masuk. Tentunya ada beberapa pertimbangan seperti estetika dan ketertiban masyrakat, termasuk retribusi dari masyarakat untuk pengendalian permasalahan sampah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, selain menimbulkan bau tak sedap hingga menganggu warga, volume sampah yang membludak hingga lahan maupun jalan di sekitaran TPS membuat pemandangan yang tak mengenakkan mata.
Salah seorang warga yang rumahnya tak jauh dari TPS Alas Kethu, Adi Cahyono, mengeluhkan bau tak sedap yang ditimbulkan dari timbunan sampah itu. Menurutnya, hal itu sudah terjadi sejak lama.
"Paling ekstrim 3 bulanan ini, sampah yang datang sama yang diangkut tidak seimbang. Kurang tenaga atau alat tidak tahu," ujarnya, Rabu (22/1/2025).
Sementara itu, Anggota DPRD Wonogiri, Urin Tri Hartono, menyebut bahwa dirinya juga banyak menerima langsung keresahan masyarakat terkait persoalan sampah selama beberapa pekan terakhir.
Rimo, sapaannya, menerima keluhan warga tentang sampah di sejumlah TPS yang membludak, diantaranya TPS Krisak Kecamatan Selogiri, TPS Alas Kethu dan TPS belakang GOR Giri Mandala di Kecamatan Wonogiri.
"Sampah di TPS itu sampai ke jalan, banyak keluhan, menimbulkan bau. Kami kemudian bersama dinas terkait melakukan pembersihan," kata Anggota Komisi III DPRD Wonogiri.
Dalam pembersihan sampah di TPS itu, Rimo menggunakan eskavator miliknya sendiri. Sampah dimuat ke truk milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Ngadirojo.
"Saya bantu dengan alat berat, kebetulan kami ada, modal sendiri. Karena kalau dengan tenaga manusia, 1 bulan tidak akan selesai. Kalau pakai alat berat, di 1 TPS 2 hari bisa selesai," ujarnya.
Rimo mengatakan, pembersihan TPS menggunakan alat berat itu tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, ketika TPS sudah dibersihkan, di hari berikutnya TPS sudah dipenuhi sampah.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.