Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Alun Alun Selatan Masih Ditutup

Pedagang Alun-alun Selatan Solo Sambat, Vakum Jualan 8 Bulan, Kini Belum Ada Kepastian

Para pedagang di Alun-Alun Selatan mengeluh karena sudah sekitar 8 bulan tak bisa menggelar lapaknya

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
ALUN ALUN SELATAN. Kawasan Alun-alun Selatan Solo sebelum direnovasi beberapa waktu lalu. Para pedagang di Alun-Alun Selatan mengeluh karena sudah sekitar 8 bulan tak bisa menggelar lapaknya. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Para pedagang di Alun-Alun Selatan mengeluh karena sudah sekitar 8 bulan tak bisa menggelar lapaknya.

Salah satunya adalah Afni.

Dirinya mengalami kerugian berpuluh-puluh juta.

Pasalnya, Afni mengungkapkan ia bisa meraup omzet hingga Rp 9 juta per bulan.

“Dulu omzet per hari rata-rata 300 ribu per hari. Dan weekend biasanya lebih ramai lagi. Saya terakhir jualan sekitar bulan Mei. Jadi udah 8 bulanan ya off,” ungkapnya, saat dihubungi Senin (27/1/2025).

Suasana di Alun-Alun Selatan.
Suasana di Alun-Alun Selatan. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Total ada sekitar 225 pedagang yang menggantungkan hidup dari perekonomian di Alun-Alun Selatan.

Mereka belum memperoleh kejelasan kapan bisa menggelar lapaknya kembali.

Apalagi, hanya ada 42 kios yang tersedia.

Bahkan mereka pun tak tahu akan mendapat jatah tempat atau tidak mengingat timpangnya jumlah kios dengan jumlah pedagang.

“Belum ada info sampai saat ini kapan bisa berdagang lagi. Ini para pedagang juga baru ramai mas terkait lapaknya, yang katanya jumlahnya terbatas,” ungkapnya.

Adapun dahulu para pedagang membayar Rp 5-15 ribu per hari ke pihak Keraton Kasunanan Surakarta.

Harga bervariasi tergantung jenis jualan dan luas lapak yang digunakan.

Baca juga: Polemik Baru Alun-alun Selatan Keraton Solo, Cuma Tersedia 42 Shelter, Padahal Ada 225 Pedagang

Ia pun mempertanyakan pihak Keraton Kasunanan Surakarta yang terkesan menghindar saat ditanya mengenai kejelasan nasib mereka.

“Jadi kita ada grup paguyuban gitu mas biasanya info-info share dari situ. Yang memfasilitasi pihak pengurus atau pegawai keraton. Tapi makin ke sini komunikasi agak sulit ini. PKL bertanya-tanya gimana nasib kita tapi pihak keraton kesannya kayak menghindar,” terangnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved