Aksi Solidaritas Ojol
Buntut Dugaan Aparat Intimidasi Jelang Aksi Demo di DPRD, SPEK-HAM Solo Kini Protes ke Kompolnas
Sejumlah orang yang diduga polisi berpakaian preman berupaya mengambil paksa mahasiswa magang SPEK-HAM Solo namun berhasil digagalkan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Direktur Yayasan SPEK-HAM Rahayu Purwaningsih mengungkapkan pihaknya bersama jejaring LSM lain telah mengirimkan dugaan intimidasi yang dilakukan aparat menjelang aksi di DPRD Solo, Senin (1/9/2025) lalu ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Dugaan intimidasi ini terjadi sesaat sebelum aksi di kantor SPEK-HAM yang tak jauh dari titik aksi.
Kantor SPEK-HAM berada cukup dekat dengan pusat Kota Solo, yaitu di dalam Kecamatan Laweyan. Perkiraan jaraknya dari Balai Kota Surakarta kira-kira hanya 2–3 kilometer.

Sedangkan jaraknya dengan kantor DPRD Kota Surakarta sekitar 3,3 kilometer.
“Kemarin dari jejaring kami sudah ada yang membantu kirim rilis kami ke Kompolnas. Kurang tahu ya apakah nanti akan ditindaklanjuti Polres Surakarta atau enggak,” tutur Rahayu saat dihubungi Selasa (2/9/2025).
Seperti telah diketahui, sejumlah orang yang diduga polisi berpakaian preman berupaya mengambil paksa mahasiswa magang namun berhasil digagalkan.
Ia berharap setelah adanya laporan yang masuk ada tindak lanjut dari pihak kepolisian mengenai peristiwa ini.
Baca juga: SPEK-HAM Solo Tak Nyaman, Ruang Rapat Tiba-tiba Didatangi Aparat Berpakaian Preman : Kami Trauma
“Sebetulnya kami tidak mengirimkan ke Kompolnas. Kami hanya mengirimkan ke ke media dan jejaring NGO kami. Karena Spek-HAM juga sebagai lembaga bantuan hukum kan. Nah teman-teman di lembaga jaringan lembaga bantuan hukum ini yang kemudian mengirimkan ke Kompolnas berharap kompolnas berkomunikasi dengan Polresta Surakarta terkait dengan situasi ini,” jelas Rahayu.
Hingga sejauh ini pihaknya belum berkomunikasi dengan Polresta Surakarta terkait hal ini.
“Belum ada,” tutur Rahayu.
Pihaknya juga belum berniat meneruskan kejadian ini ke ranah hukum. Ia hanya ingin agar peristiwa ini menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Belum. Yang penting kami sudah menyampaikan rilis itu dan menjadi pembelajaran publik. Dan juga kami berharap ini menjadi refleksi bagi polisi,” jelas Rahayu.
Baca juga: Polisi Diduga Intimidasi Mahasiswa Magang di SPEK-HAM Solo, Nyaris Diambil Paksa, Ini Kronologinya
Ia juga ingin menunjukkan bahwa pihaknya tidak tinggal diam menerima dugaan intimidasi aparat. Dengan begitu organisasi lain yang melakukan kerja serupa tidak mendapat perlakuan serupa.
“Artinya masyarakat enggak tinggal diam dengan situasi itu dan ini menjadi kehati hatian juga bagi organisasi masyarakat sipil seperti Spek-HAM yang mungkin melakukan kerja kerja juga untuk kemanusiaan yang mungkin mereka juga kerja kerja atas situasi situasi ini kan,” tutur Rahayu.
Kapolda Jateng Irjen Ribut Hari Wibowo Tiba-tiba Datangi Mapolres Wonogiri, Ada Apa? |
![]() |
---|
Pintu Gerbang Utama DPRD Sragen Hingga Kini Tak Bisa Dibuka, Roda Pintu Hilang Imbas Perusakan |
![]() |
---|
Anak Bawah Umur Bikin Rusuh Demo di Solo, Boyolali Masih Aman, Siswa SMP-SMA Sekolah Seperti Biasa |
![]() |
---|
Disebut Provokator Tindakan Anarkis, Pemuda di Wonogiri Ditangkap: Ada Ajakan Bawa Gear |
![]() |
---|
Dugaan Kantor SPEK-HAM Didatangi Aparat Jelang Demo Mahasiswa, Polresta Solo Beri Bantahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.