Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Wisata di Boyolali

3 Umbul di Boyolali Jawa Tengah yang Punya Mitos Terkenal : Dipercaya jadi Tempat Ritual Kungkum

Ya, tercatat Kabupaten Boyolali memiliki beberapa umbul dengan suasana alam yang mempesona namun juga sisi mistis tersendiri.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya
UMBUL DI BOYOLALI - Potret Umbul Ngabean di Kawasan Umbul Pengging, Boyolali, dipotret Maret 2019 lalu. Selain Umbul Ngabean, ini 3 umbul di Boyolali yang punya mitos terkenal. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya) 

"Selain itu, di depan masjid Wonotoro itu juga ada kolamnya yang bisa digunakan untuk mensucikan diri. Kemudian airnya juga dimanfaatkan untuk lahan pertanian," pungkasnya. 

3. Umbul Tirtomarto di Pengging

Pengunjung tampak menikmati suasana di pemandian Umbul Tirtomulyo Boyolali, Senin (8/7/2019).
Pengunjung tampak menikmati suasana di pemandian Umbul Tirtomulyo Boyolali, Senin (8/7/2019). (TribunSolo.com)

Salah satu peninggalan Raja Solo adalah Pemandian Tirtomarto, Pengging.

Di komplek pemandian ini ada beberapa Umbul atau kolam renang.

Antara lain Umbul Temanten, Umbul Dudo, dan Umbul Ngabean.

Kompleks pemandian ini dibangun oleh Susuhunan Paku Buwono X.

Pemerhati sejarah Kota Solo KRMAP. L Nuky Mahendranata Adiningrat menyebut sejak abad ke-9, tanah Pengging sudah menjadi pusat peradaban manusia.

Mulai dari masa Medang, Prabu Anglingdriya sudah menjadi Pengging sebagai pusat peradaban.

Pasalnya, di Pengging tanah merupakan tanah yang diberkahi.

Baca juga: 5 Rekomendasi Hotel di Solo, Bisa Jadi Alternatif Menginap saat Wisata Menikmati Imlek 2025

Sumber air melimpah, udaranya yang sejuk karena berada di lereng gunung namun jauh dari bahaya gunung itu sendiri.

Kemudian berakhir masa masa Hindu, Sri Makurung Handayaningrat yang merupakan suami putri Brawijaya V juga membangun peradaban di Pengging.

Menantu Brawijaya V, yang dikenal dengan Ki Ageng Pengging Sepuh ini kemudian menurunkan Ki Agen Kebo Kanigoro, Kebo Kenanga dan Kebo Amiluhur.

"Dari Kebo Kenanga lahirlah Mas Karebet yang kemudian menjadi penguasa Pulau Jawa setelah kemunduran Demak," kata Kanjeng Nuky, Kamis (4/1/2024).

Kemudian Keraton Surakarta, PB X ingin menjadikan Pengging sebagai miniatur keraton.

Sinuhun PB X kemudian membangun Pesanggrahan di Pengging.

Pesanggrahan yang dibangun 14 Juli 1908 ini diberi nama Ngeksipurna.

"Untuk melengkapi Pesanggrahan itu, dibangun pula Masjid Cipto Mulyo dan tentu saja pemandian keluarga Raja yang dinamai Tirtamarta," tambahnya.

Sebelum dibangun oleh Raja, umbul yang ada masih berupa sendang-sendang (sumber mata air) yang masih alam.

Di dalam kompleks pemandian Tirtomarto ini raja kerap menggunakan Umbul Ngabean untuk mandi.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved