Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penipuan Wedding Organizer di Solo

Kisah Warga Jagalan Solo, Hampir Gagal Nikah Ditipu WO, H-1 Belum Ada Pelunasan Katering dan Gedung

Irine Rosdiana, warga Jagalan, Jebres Solo hampir gagal menggelar momen penting dalam hidupnya yakni resepsi pernikahan.

|
Istimewa
NYARIS BATAL NIKAH : Potret Irene dan Aji warga Solo yang hampir gagal menikah usai ditipu pihak Wedding Organizer (WO), belum lama ini. Ia menjadi korban penipuan dari Wedding Organizer (WO) yang ia pilih untuk mengatur segala keperluan pernikahannya. Padahal perencanaan resepsi pernikahan diakui irine sudah ia mulai sejak tahun 2024 silam. 

Bahkan Irine sudah melunasi total biaya resepsinya pada 23 Desember 2024. Undangan resepsi pun juga diakui Irine telah jadi pada akhir tahun lalu dan mulai disebarkan melalui online kepada para tamu sepekan sebelum resepsi digelar.

"Pada bulan Januari saya sempat berkomunikasi menanyakan persiapan resepsi saya dan dia bilang sudah oke, tidak ada masalah," sebutnya.

Namun pada H-4, Irine yang telah kembali ke Kota Solo terkejut lantaran dirinya dihubungi oleh pihak katering yakni Kusuma Sari dan pihak gedung yakni Lawang Jonjing yang mengatakan belum ada pelunasan untuk resepsi pernikahannya.

"Pihak catering dan gedung hubungi saya dan bilang mereka belum dibayar sama sekali. Di situ kagetlah saya. Bahkan pihak gedung mengatakan kalau tidak dibayar, maka reservasi untuk tanggal 7 Februari atas nama saya akan dibatalkan," terangnya.

Baca juga: Penipuan Modus Minta Bayar Catering di Karanganyar, Pelaku Minta Bayaran Seolah Pemilik Catering

Mengetahui hal tersebut, Irine pun menghubungi D terkait kabar. Namun justru balasan pesan singkat pihak WO membuat Irine semakin curiga.

"Pihak WO juga mengatakan menyanggupi membayar vendor usai saya hubungi. Karena ada kejanggalan itu, akhirnya aku hubungi vendor yang sudah kita sepakati itu. Ternyata semuanya belum ada pembayaran, kaya MC memang sudah dibooking tapi belum dibayar, kalau dekorasi justru belum ada reservasi sama sekali, pihak fotografer juga baru di DP Rp 500 ribu," bubuhnya.

Hingga H-1 ternyata Irine belum mendapat kabar baik terkait gelaran resepsi pernikahannya. Bahkan ia makin sering dihubungi pihak vendor baik gedung maupun catering terkait acara pernikahannya.

"H-1 saya kasih batas waktu sampai jam 17.00 WIB sore, saya juga dikejar-kejar oleh pihak vendor untuk harus membayar kalau tidak akan reservasi dibatalkan," kata dia.

Enggan momen sakral sekali seumur hidupnya gagal, Irine memilih untuk tetap melanjutkan resepsi pernikahannya dan merogoh kocek lebih untuk membayar sendiri vendor-vendor tersebut.

"Jadi mau gak mau saya lunasi semua, jadi memang pada H-1 itu WO cuma membayar DP gedung dan catering masing-masing Rp 2 juta dari uang pelunasan WO yang sudah saya lakukan," tambah Irine.

Irine pun harus mengeluarkan biaya tambahan mencapai Rp 40 juta agar resepsi pernikahannya tetap berjalan.

"Bahkan saya nyari vendor lain itu seperti dekorasi, MC, hiburan, fotografer saya baru dapat malam H-1. Mau nggak mau saya aku keluar uang lagi, kalau nggak acara resepsi saya gagal," kata dia.

Gegara masalah tersebut, Irine pun mengakui bahwa acara pernikahannya dengan suami berjalan seadanya.

"Bayangin saja, saya nyari vendor sampai H-1 malam. Ya acaranya seadanya seperti dekorasi ya, jadi acaranya ya seadanya yang penting acaranya tetap berjalan," jelas Irine.

Pasca resepsi pernikahannya, Irine mengaku belum ada itikad baik dari pihak WO milik D tersebut. Padahal sebenarnya ia hanya ingin uang pembayaran yang telah ia lakukan untuk dikembalikan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved