Penipuan Wedding Organizer di Solo
Kisah Warga Jagalan Solo, Hampir Gagal Nikah Ditipu WO, H-1 Belum Ada Pelunasan Katering dan Gedung
Irine Rosdiana, warga Jagalan, Jebres Solo hampir gagal menggelar momen penting dalam hidupnya yakni resepsi pernikahan.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Irine Rosdiana, warga Jagalan, Jebres Solo hampir gagal menggelar momen penting dalam hidupnya yakni resepsi pernikahan.
Rencana menikah dengan sang kekasih, Bambang Tri di Kota Kelahiran yakni Solo pada 7 Februari 2025 lalu hampir saja tidak terwujud lantaran Irine menjadi korban penipuan dari Wedding Organizer (WO) yang ia pilih untuk mengatur segala keperluan pernikahannya.
Padahal perencanaan resepsi pernikahan diakui irine sudah ia mulai sejak tahun 2024.
Irine menceritakan awalnya ia dan sang suami telah merencanakan akan menggelar resepsi pernikahan pada 7 Februari 2025 di salah satu gedung pertemuan yang beralamat di Mojosongo Solo.
Ia menceritakan informasi mengenai IF Wedding Organizer yang awalnya akan ia pakai untuk mengatur resepsi pernikahan bermula dari media sosial.
Selain tergiur dengan paket resepsi yang ditawarkan oleh pihak WO, Irene mengatakan bahwa pemilihan WO tersebut tak lain karena sang pemilik adalah temannya sendiri.
"Jadi pemilik WO itu teman saya sekolah sekaligus tetangga saya. Kita kan berteman di sosmed juga, dan dia sering posting WO-nya. Hingga pada bulan November saya mulai hubungi dia untuk tanya-tanya," cerita Irine saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (4/3/2025) sore.

"Kita terus berkomunikasi lewat WA karena saya posisinya di Bali. Usai dilihatin pricelist dan paketan resepsi akhirnya saya tertarik dan kita akhirnya ketemu saat saya balik ke Solo di bulan itu,"
Akhirnya Irene pun menyepakati biaya sebesar Rp 56.250.000 untuk paket resepsi dengan tamu 500 orang tanpa vendor make up.
Irene juga telah membayar uang muka sebesar Rp 10,4 juta kepada D, pemilik WO tersebut.
"Jadi seperti gedung, catering, dekorasi, hiburan sudah all in tanpa make up. Saya juga sudah memilih vendor yang akan dipakai, kita pun juga sudah dimintai DP Rp 10.400.000," lanjut dia.
Selang beberapa hari, Irine pun menghubungi D untuk bisa melakukan tes katering. Namun permintaan Irine bisa dikabulkan oleh pihak WO asal dirinya membayar kekurangan biaya sekitar Rp 28 juta atau 50 persen dari total biaya.
"Saya minta test food di Kusuma Sari, dia ngajuin syarat untuk DP minimal 50 persen. Besoknya kita test food,"urainya.
Irine pun beranggapan bahwa rencana pernikahannya sudah tidak akan ada masalah. Ia pun kembali ke Bali untuk bekerja dan hanya berkomunikasi dengan D melalui pesan singkat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.