Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Karanganyar

Asal-usul Tugu Boto di Klodran Karanganyar, Bangunan Ikonik Simbol Gotong Royong Warga Masa Lampau

Tugu Boto disebut-sebut mulai dibangun pada bulan September tahun 1966 dan selesai pada tahun 1997.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunnewswiki.com
SEJARAH TUGU BOTO - Tugu lokal yang terkenal di Desa Klodran bernama Tugu Boto. Foto diambil pada Kamis, 27 Juni 2019 . Beginilah asal-usul Tugu Boto, bangunan ikonik di Klodran, Karanganyar, Jawa Tengah. (Tribunnewswiki.com) 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Tugu Boto merupakan salah satu bangunan ikonik di Desa Klodran, Karanganyar, Jawa Tengah.

Tugu Boto disebut-sebut mulai dibangun pada bulan September tahun 1966 dan selesai pada tahun 1997.

Cerita pembangungan Tugu Boto di Klodran di awal masanya berawal dari sebuah kegagalan rencana.

Baca juga: Asal-usul Desa Klodran Karanganyar : Kisah Dua Kakak Beradik Ksatria yang Jago Memanah

Pembangunan Tugu Boto merupakan prakarsa dari Kepala Desa Klodran, Hendri pada saat itu.

Pada tahun 1966, otoritas desa berencana membuat Kantor Desa Klodran yang baru di tanah berdirinya Tugu Boto sekarang.

Awalnya pembangunan Kantor Desa Klodran sudah berjalan, namun rencana tersebut dibatalkan.

Pemindahan dari Kantor Desa Klodran lawas ke bangunan baru pun tersendat.

SEJARAH TUGU BOTO - Tugu Boto di Klodran, Karanganyar, pada Kamis (27/6/2019) siang hari. Beginilah sejarah Tugu Boto, bangunan ikonik di Klodran Karanganyar.
SEJARAH TUGU BOTO - Tugu Boto di Klodran, Karanganyar, pada Kamis (27/6/2019) siang hari. Beginilah sejarah Tugu Boto, bangunan ikonik di Klodran Karanganyar. (TribunnewsWiki.com/Haris Chaebar)

Keputusan Bupati Karanganyar kala itu yang membatalkan progres pembangunan Kantor Desa Klodran yang baru.

Berbagai alasan mulai dari kondisi politik yang kurang stabil pada masa itu hingga masalah pendanaan menjadi hambatan-hambatan dalam pembangunan Kantor Desa Klodran.

Setelah rencana pembangunan gagal, Kepala Desa Hendri mengusulkan pendirian sebuah monumen yang kini dikenal sebagai Tugu Boto, untuk menggantikan pembangunan Kantor Desa Klodran yang sudah terlanjur dimulai kala itu.

Pembangunan Tugu Boto memiliki kisahnya tersendiri.

Baca juga: Sejarah Nasi Liwet, Kuliner Legendaris Kota Solo yang Ternyata Aslinya dari Sukoharjo

Tugu Boto dibangun atas usaha keras dan gotong-royong seluruh warga desa bersama aparatur Desa Klodran.

Para warga Klodran tidak hanya menyumbangkan tenaga, harta dan waktu juga mereka sisihkan untuk mendirikan Tugu Boto.

Swadaya warga dalam pembangunan Tugu Boto dilakukan dengan berbagai bentuk.

Warga bergotong-royong mencari bebatuan sungai di sekitar Desa Klodran dan membuat batu bata merah secara swadaya untuk pendirian Tugu Boto.

Setiap kepala keluarga di Desa Klodran menyumbangkan 500 buah batu bata merah yang masih mentah.

Batu bata merah dari warga untuk Tugu Boto tersebut lalu diolah dengan dibakar dengan kayu untuk oleh para perangkat Desa Klodran.

Baca juga: Catat! Ini Jam-jam Kepadatan Pengunjung di Rest Area Jalan Tol di Wilayah Sragen Jateng

Tugu Boto dalam masa pembangunannya menghabiskan 200 truk pasir kali, 400 sak semen dan ribuan buah batu bata merah.

Tugu Boto memiliki fondasi dengan kedalaman tanah dua meter.

Batuan sungai dari sekitaran Desa Klodran lah yang menjadi fondasi untuk bangunan Tugu Boto.

Pembangunan monumen Tugu Boto pun dilakukan cara permutasi tugas antar warga.

Seluruh warga dan para perangkat Desa Klodran secara bergantian membangun Tugu Boto dengan jadwal yang dikelola oleh otoritas Desa Klodran.

Baca juga: Daftar Harga Tiket Bus AKAP Jakarta - Solo untuk Mudik Lebaran 2025, Termurah Rp220 Ribu

Monumen Tugu Boto sempat mengalami penggeseran posisi.

Sebelum tahun 2017, kedua sisi bangunan Tugu berdiri saling berdekatan.

Atas alasan pelebaran jalan Desa Klodran, bangunan tugu sebelah timur digeser kearah timur, sehingga ruang sela diantara kedua bangunan tugu bisa dijadikan jalan beraspal dan dilalui kendaraan.

Sebelum melakukan pergeseran, muncul wacana untuk merobohkan monumen Tugu Boto.

Wacana itu kemudian urung terlaksanakan setelah adanya musyawarah dengan tokoh masyarakat.

Di masa lalu banyak warga Desa Klodran yang dengan berbagai alasan keluarga, pekerjaan dan lain-lain memutuskan pindah ke luar desa.

Baca juga: Jokowi Mengaku Hubungannya dengan Megawati Baik-baik saja, Pengamat Beri Tanggapannya

Desa Klodran menjadi sepi dan semakin ditinggal para penghuninya, terutama pasca tahun 1965.

Tugu Boto merupakan monumen simbol kehadiran Pancasila, terutama pasca peristiwa bersejarah G30S pada tahun 1965.

Semangat persatuan antar warga dan upaya daya agar warga desa mempunyai rasa kebersamaan erat, merupakan alasan moril dibalik pembangunan Tugu Boto pada masa lalu.

Deskripsi Bangunan

Tugu Boto terdiri dari batu bata merah yang tersusun trapesium pada badan bangunannya dan bebatuan kasar pada bagian fondasi.

Tugu Boto terdiri dari dua bangun tugu yang bentuk dan saling berhadapan satu sama lain antara bangunan timur dan barat.

Saat ini untuk mengurangi lumut dan tumbuhan-tumbuhan kecil yang ada, pemuda-pemudi setempat bergotong-royong membersihkan badan Tugu Boto ketika ada acara besar akan berlangsung di Desa Klodran.

Bentang lokasi terkini Tugu Boto berada di Jalan Tugu Boto, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved