Sejarah Kue Kuping Gajah, Kue Kering Legendaris yang Biasa Disajikan Masyarakat Solo saat Lebaran

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jelang Lebaran 2025, banyak penjaja kue kering di Kota Solo dan sekitarnya.

Nah, ada satu varian kue kering yang familiar bagi masyakarat Solo, yakni kuping gajah.

Dikutip dari Wikipedia, kue kuping gajah merupakan salah satu kue tradisional asal Indonesia.

Baca juga: Sejarah Lenjongan, Jajanan Pasar Legendaris Khas Solo, Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Kuping gajah memiliki bentuk yang unik serta rasa yang manis, enak dan renyah, bentuknya sesuai dengan namanya; kuping gajah.

Kuping gajah memiliki berbagai rasa, mulai dari rasa coklat, vanila hingga moka.

Ke ini juga dapat di temui di pasar-pasar dan juga swalayan.

Pembuatannya cukup mudah dan bahan yang digunakan mudah didapat. Kue ini sangat cocok untuk dikonsumsi semua usia, disajikan sebagai camilan.

Baca juga: Sejarah Tongseng, Kuliner Solo yang Terinspirasi Timur Tengah, Dikenalkan oleh Warga Klego Boyolali

Biasanya kue kuping gajah juga di hidangkan untuk para tamu pada hari-hari tertentu seperti perayaan hari besar.

Asal-usul Kuping Gajah

Sampai saat ini, asal-usul kue kuping gajah masih menjadi misteri.

Namun kue kuping gajah diyakini sudah ada di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan.

Kue kuping gajah juga populer dan menyebar ke berbagai daerah, dengan nama dan variasi yang berbeda-beda.

Di Jawa, kue ini dikenal sebagai kuping gajah", sedangkan di Sumatera, disebut "telinga gajah".

Kue ini juga disebut merupakan hasil dari pemanfaatan sisa adonan kue kering menjelang hari raya. 

(*)