Fakta Menarik Tentang Sragen
Asal-usul Nama Gemolong yang Kini Jadi Kecamatan di Sragen, Dulu Disatukan oleh Belanda
Kecamatan Gemolong terletak di sebelah barat ibu kota kabupaten Sragen dengan jarak kurang lebih 25 km dari kabupaten Sragen.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Gemolong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia.
Kecamatan Gemolong terletak di sebelah barat ibu kota kabupaten Sragen dengan jarak kurang lebih 25 km dari kabupaten Sragen.
Kecamatan ini juga terletak kurang lebih 17 km dari kota Solo.
Baca juga: Serba-serbi Mudik Lebaran : Seorang Ibu dari Sragen Ketinggalan Bus, Terpaksa Menginap di Terminal
Gemolong berada di ketinggian 128 mdpl.
Luas wilayah kecamatan Gemolong adalah 4.023 Ha, 4.27 persen dari wilayah Kab. Sragen, terdiri dari 14 desa dengan jumlah penduduk pada akhir kuartal 1 2018 adalah 52.034 jiwa, yang terdiri dari pria sebanyak 25.990 jiwa dan wanita sebanyak 26.044 jiwa.
Kecamatan ini masuk dalam wilayah eks-Kawedanan Gemolong yang terdiri dari kecamatan Gemolong, Plupuh, Miri, Sumberlawang, Kalijambe dan Tanon.
Asal-usul Desa Gemolong
Desa Gemolong, yang terletak sekitar 20 km di sebelah utara Kota Solo, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan reorganisasi agraria pada masa penjajahan Belanda.
Baca juga: Asal-usul Bukit Mongkrang Karanganyar, Viral karena Pendaki Rekam Satwa Langka Dilindungi
Nama Gemolong sendiri berasal dari kata "gumolong gilig," yang berarti sesuatu yang semula terpecah bergabung menjadi sebuah kesatuan.
Hal ini menggambarkan kondisi wilayah ini yang dulunya terdiri dari tanah-tanah apanage yang terpisah, lalu disatukan oleh pemerintah kolonial untuk kebutuhan pengelolaan perkebunan yang lebih efisien.
Sejarah Pembentukan Desa Gemolong
Asal-usul nama Gemolong berkaitan langsung dengan kebijakan reorganisasi agraria yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20.
Wilayah ini, yang sebelumnya terdiri dari sekumpulan tanah apanage atau lungguh yang dimiliki oleh pejabat Kasunanan Surakarta, mengalami kesulitan dalam pengelolaan akibat terpisah-pisahnya lahan tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, Belanda mulai merancang sistem yang lebih terstruktur dengan menghapus sistem apanage dan membentuk desa atau kelurahan baru pada tahun 1918.
Proses penyatuan tanah lungguh menjadi satu kawasan perkebunan ini selesai pada tahun 1924 di wilayah Gemolong (ANRI, 1978: CCLXI).
Baca juga: Asal-usul Nama Desa Cemani di Sukoharjo : Berawal Rombongan Keraton Bertemu Ayam Hitam Pekat
Sejarah Makam Tumenggung Alap-alap di Gesi Sragen dan Kisah 17 Barisan Senopati |
![]() |
---|
Asal-usul Desa Karangpelem Sragen, Bekas Kebun Serat Nanas, Ada Mitos Dilarang Pelihara Wedus Gembel |
![]() |
---|
Sejarah dan Asal Usul Kabupaten Sragen, Namanya Gabungan dari Kata Pasrah dan Legen |
![]() |
---|
Sejarah Dibangunnya Museum Manusia Purba Sangiran: Menelusuri Jejak Kehidupan Prasejarah di Sragen |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Blangu di Sragen Jateng, Ada Kisah Nyai Suramaya yang Terkenal Sakti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.