Fakta Menarik Tentang Sragen
Sejarah Dibangunnya Museum Manusia Purba Sangiran: Menelusuri Jejak Kehidupan Prasejarah di Sragen
Pengunjung dapat melihat fosil-fosil bersejarah, perlengkapan berburu seperti kapak batu, ilustrasi kehidupan manusia purba
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM - Museum Manusia Purba Sangiran yang terletak di Sangiran No.Km.4, Kebayanan II, Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, merupakan salah satu destinasi wisata sejarah terpenting di Indonesia.
Museum ini menjadi pintu gerbang untuk memahami kehidupan manusia purba dan warisan prasejarah yang kaya di kawasan Sangiran.
Situs Sangiran dipercaya sebagai salah satu pusat kehidupan manusia purba pada masa pra-sejarah.
Baca juga: Asal Muasal Pembangunan Museum Sangiran di Sragen Jateng: Jejak Kehidupan Manusia Purba
Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran
Usia artefak yang ditemukan di sini diperkirakan mencapai dua juta hingga 200 ribu tahun yang lalu.
Pengunjung dapat melihat fosil-fosil bersejarah, perlengkapan berburu seperti kapak batu, ilustrasi kehidupan manusia purba, hingga koleksi buku-buku tua yang menarik untuk dipelajari.
Tak hanya itu, museum ini juga menyediakan pemutaran film edukatif yang menggambarkan proses terbentuknya peradaban manusia di Bumi.
Dengan kekayaan koleksi ini, Sangiran menjadi destinasi yang tak hanya menghibur tetapi juga sarat nilai pendidikan.
Kawasan Sangiran memiliki nilai penting secara internasional.
Pada 7 Desember 1996, UNESCO menetapkannya sebagai Warisan Budaya Dunia.
Penetapan ini menegaskan peran Sangiran sebagai situs prasejarah yang menyimpan bukti nyata evolusi manusia di Asia.
Baca juga: Wisata Wonogiri Soko Langit di Bulukerto, Kolam Renang dengan Pemandangan Menyejukkan Mata
Penelitian mengenai Sangiran dimulai sejak lama melalui pengumpulan benda-benda purbakala yang ditemukan di daerah tersebut.
Salah satu tokoh penting dalam sejarah ini adalah Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan, yang sejak awal mengumpulkan fosil dan menyimpannya di rumahnya hingga tahun 1975.
Tempat itu bahkan sempat menjadi tujuan wisatawan yang penasaran melihat koleksi purbakala secara langsung.
Melihat tingginya minat masyarakat, muncul gagasan untuk membangun museum khusus.
Sejarah Desa Poleng di Sragen: Punden Poleng Jadi Cikal Bakal, Tempat Pelarian Selir Kerajaan Pajang |
![]() |
---|
Kenapa Gading Gajah Purba jadi Ikon Kabupaten Sragen? Ternyata Begini Awal Mulanya |
![]() |
---|
Kenapa Sragen Disebut Bumi Sukowati? Ini Sejarahnya, Dulu Wilayah Membentang Sampai ke Madiun |
![]() |
---|
Asal-usul Makam Butuh di Plupuh Sragen, Tempat Peristirahatan Terakhir Keluarga Joko Tingkir |
![]() |
---|
Mitos Pohon Asam Ratusan Tahun di Punden Keramatan Krakilan Sragen, Tak Ada Warga Berani Menebang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.