Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Jubir Prabowo : Jangan Lihat Kurangnya, tapi Prestasinya

Prasetyo mengatakan, sudah sewajarnya bagi mantan Presiden untuk mendapatkan penghormatan dari bangsa dan negara.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
POTRET SOEHARTO - Presiden ke-2 RI, Soeharto, semasa hidup. Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) mengusulkan wacana Soeharto jadi Pahlawan Nasional pada Maret 2025. 

TRIBUNSOLO.COM - Nama Presiden ke-2 Soeharto beberapa waktu belakangan kembali diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional 2025.

Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) mengusulkan wacana itu pada Maret 2025.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menjelaskan jika pengusulan tersebut dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat daerah hingga ke pemerintah pusat.

Baca juga: Makamnya Ada di Karanganyar, Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional di Era Presiden Prabowo

“Jadi memenuhi syarat melalui mekanisme. Ada tanda tangan Bupati, Gubernur, itu baru ke kita. Jadi memang prosesnya dari bawah,” ucapnya.

Tetapi, muncul pro dan kontra terkait usulan nama Soeharto menjadi calon Pahlawan Nasional tahun ini.

Pasalnya, beberapa orang menganggap Presiden ke-2 Indonesia itu memiliki beberapa kebijakan kontroversial selama memimpin negara sepanjang 30 tahun.

Walau demikian, Gus Ipul menyampaikan pemerintah akan mendengar semua aspirasi, termasuk penolakan itu.

POTRET SOEHARTO - Presiden ke-2 Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998. Belakangan wacana Soeharto jadi pahlawan nasional kembali mencuat. (KOMPAS/JB SURATNO)
POTRET SOEHARTO - Presiden ke-2 Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998. Belakangan wacana Soeharto jadi pahlawan nasional kembali mencuat. (KOMPAS/JB SURATNO) (KOMPAS/JB SURATNO)

"Ya tentu kita semua dengar ya, ini bagian dari proses, semua kita dengar, kita ikuti," ujar Gus Ipul.

Baca juga: Asal-usul Bendungan Colo di Pengkol Sukoharjo, Proyek Era Soeharto yang Kompleks di Masanya

Gus Ipul mengeklaim pemerintah selalu mendengar usulan dari masyarakat.

Maka dari itu, jika ada kritik terkait usulan Soeharto menjadi calon Pahlawan Nasional 2025 ini, pemerintah akan mendengar.

"Usulan dari masyarakat juga kita ikuti, normatifnya juga kita lalui. Kalau kemudian ada kritik, ada saran, tentu kami dengarkan," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Jubir Presiden Prasetyo Hadi menegaskan Istana tidak masalah dengan usulan Presiden ke-2 Soeharto menjadi Pahlawan Nasional 2025.

Dia tidak melihat ada yang salah dengan usulan Soeharto menjadi Pahlawan Nasional 2025.

Baca juga: Sejarah Tengkleng Mbak Diah yang Legendaris di Solo Baru, Kuliner Favorit Keluarga Soeharto

"Menurut saya tidak ada masalah. Tapi kita belum membahas itu secara khusus. Kalau berkenaan dengan usulan ya, usulan dari Kementerian Sosial terhadap Presiden Soeharto, saya kira kalau kami merasa bahwa apa salahnya juga," ujar Prasetyo di Istana, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Prasetyo mengatakan, sudah sewajarnya bagi mantan Presiden untuk mendapatkan penghormatan dari bangsa dan negara.

Dia pun mengajak masyarakat untuk tidak hanya melihat kekurangan dari Soeharto saja, melainkan juga prestasinya.

"Jangan selalu melihat yang kurangnya, kita lihat prestasinya. Sebagaimana Bapak Presiden selalu menyampaikan bahwa kita itu bisa sampai di sini kan karena prestasi para pendahulu-pendahulu kita," jelas Prasetyo.

"Mulai dari Bung Karno dengan segala dinamika dan permasalahan yang dihadapi masing-masing, kemudian Pak Harto, Pak Habibie, dan seterusnya, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY, Pak Jokowi, semua punya jasa," sambungnya.

Baca juga: 5 Kuliner Legendaris di Solo Baru Sukoharjo Jawa Tengah, Ada yang Pernah jadi Langganan Soeharto

Menurut Prasetyo, menjadi Presiden yang memimpin ratusan juta penduduk bukanlah hal yang mudah.

Dia mengatakan, setiap Presiden pasti menghadapi permasalahan yang tidak semua orang tahu.

Soal penolakan Soeharto menjadi Pahlawan Nasional 2025, Prasetyo mengatakan tidak ada yang sempurna.

Dia kembali mengingatkan bahwa setiap manusia memiliki kekurangan masing-masing.

"Ya ini tinggal tergantung versinya yang mana. Kalau ada masalah pasti semua kita ini kan tidak ada juga yang sempurna. Pasti kita ini ada kekurangan," imbuh Prasetyo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved