Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cuaca di Solo Raya

Solo Terasa Panas saat Siang Hari, tapi Malam dan Pagi Dingin, BMKG Ungkap Penyebabnya

Menanggapi fenomena ini, BMKG memberikan penjelasan ilmiahnya, termasuk penyebabnya.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
CUACA PANAS SOLO - Cuaca panas akhir-akhir ini yang menyengat di Kota Solo. BMKG ungkap penyebab beberapa wilayah di Indonesia belakangan ini mengalami cuaca yang terasa sangat terik di siang hari dan sebaliknya, lebih dingin saat malam hingga pagi hari. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Solo Raya, Jawa Tengah, dan sekitarnya terasa panas menyengat siang hari.

Namun, begitu malam sampai pagi hari terasa dingin menusuk.

Menanggapi fenomena ini, BMKG memberikan penjelasan ilmiahnya, termasuk penyebabnya.

Baca juga: Cuaca Panas Terik di Akhir April 2025, Sudahkah Sragen Masuk Musim Kemarau?

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menilai normal jika beberapa wilayah di Indonesia belakangan ini mengalami cuaca yang terasa sangat terik di siang hari dan sebaliknya, lebih dingin saat malam hingga pagi hari.

Menurutnya, cuaca cerah mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Kondisi ini, kata dia, disebabkan oleh minimnya pertumbuhan awan, terutama pada siang hari.

Ketiadaan awan mengakibatkan sinar matahari menembus langsung ke permukaan bumi tanpa hambatan yang signifikan.

Baca juga: Cuaca Masih Tak Menentu, Warga Sragen Tetap Diminta Waspadai Penyakit DBD

"Dengan begitu, wajar bila suhu udara pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," upcanya kepada Kompas.com, Rabu (30/4/2025).

Dirinya menjelaskan, fenomena ini merupakan hal yang lazim terjadi saat musim kemarau dan menjadi bagian dari siklus tahunan.

Kenapa malam dan pagi lebih dingin?

Ida menerangkan, minimnya awan tidak hanya berdampak pada suhu siang hari yang panas, tapi juga membuat malam dan pagi terasa lebih dingin.

Menurut Ida, awan berfungsi seperti "selimut alami" yang menahan panas bumi agar tidak langsung lepas ke atmosfer.

"Tanpa awan, panas yang diserap bumi di siang hari akan lebih cepat hilang pada malam hari. Akibatnya, suhu udara bisa turun drastis," jelasnya.

Baca juga: Bukan Gegara Tragedi Pohon Tumbang, Pengelola Sebut New Sekipan Karanganyar Sepi Karena Faktor Cuaca

Inilah yang menyebabkan malam hingga pagi terasa lebih dingin, bahkan di beberapa tempat seperti dataran tinggi Dieng atau wilayah pegunungan lainnya bisa muncul fenomena embun upas atau embun es.

"Sebagian masyarakat bahkan sering keliru menyebut embun upas sebagai salju," tambah Ida.

Fenomena embun upas terbentuk ketika suhu udara turun di bawah titik beku, dan tetesan embun berubah menjadi kristal es di permukaan tanaman atau tanah.

Kondisi ini umumnya terjadi pada malam dengan cuaca cerah, dingin, dan tanpa angin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved