Jungkir Balik Pasar Tradisional di Solo
Kunjungan ke Pasar Klewer Solo Makin Menurun Tiap Tahun, Pakar : Lakukan Promosi dan Diferensiasi
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer Tafip Harjono mengungkapkan berkurangnya minat kunjungan ke Pasar Klewer ini terasa saat lebaran terakhir
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pasar Klewer kini makin tak diminati pembeli sering maraknya penjualan online.
Pakar Ekonomi Pembangunan Prof. Izza Mafruhah menyarankan agar Pemerintah Kota Solo dan para pedagang menggencarkan promosi dan diferensiasi produk antara pedagang satu dengan yang lain.
“Ketika kita bicara inovasi tidak hanya dari produknya tapi metode penjualannya. Diferensiasi itu konsumen butuh apa maka pedagang mengikuti. Sekarang tren yang sedang jalan burgundy, mahogany, denim. Produsen membuat diferensiasi produk atas itu. Bagaimana menyiapkan promosi dan diferensiasi,” terangnya.
Kebiasaan konsumen kini sangat jauh berbeda jika dibanding sebelum teknologi digital berkembang begitu pesat.
Dulu orang yang berbelanja menentukan pilihannya di satu tempat.

Berbeda dengan saat ini yang menentukan pilihan dulu baru menuju ke tempat dimana dipastikan barang uang dicari ada stoknya.
“Sekarang tidak lagi jalan-jalan tapi browsing dulu. Ketika saya mau beli saya menuju ke tempat itu tidak perlu membandingkan. Dulu orang senang muter-muter membandingkan harga. Yang harus dilakukan pasar tradisional memanfaatkan momen ini,” jelasnya.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Tafip Harjono mengungkapkan berkurangnya minat kunjungan ke Pasar Klewer ini terasa saat lebaran terakhir.
Dari tahun ke tahun kunjungan pasar makin menurun.
Baca juga: Pasca Direvitalisasi Pasar Jongke Solo Justru Lebih Sepi, Pakar: Pembangunan Tak Libatkan Masyarakat
“Karena kondisi yang tidak baik bisa sehari tidak laku. Mulai pasar yang baru ini terasa tidak seperti yang dulu. Lebaran juga tidak seperti yang dulu. Disidak oleh dewan juga kaget. Menjelang lebaran lewat tengah hari belum ada yang laku,” jelasnya.
Selain itu, pedagang yang terlampau padat membuat mereka hanya bisa menempati kios yang sangat kecil.
Jalan di sela-sela kios pun sangat sempit sehingga membuat pengunjung kurang nyaman.
“Fisik gedung yang baru ini pada mengeluhkan. Mereka pasarnya jalannya terlalu sempit. Kiosnya kecilnya nggak seberapa karena kondisi fisik. Jalan berkurang lebarnya membuat kurang nyaman. Itu paling mengganggu,” terangnya.
Lalu pedagang bermobil yang berjualan di sekitar Pasar Klewer memperparah kondisi ini.
Baca juga: Menjamurnya e-Commerce Bikin Pasar Tradisional di Solo Lesu, Penjualan Makin Drop Pasca Pandemi
Mereka seakan menyerobot konsumen Pasar Klewer yang sebenarnya tidak seberapa banyak.
“Sebetulnya kan pasar grosir karena ada pedagang bermobil. Yang biasa kulakan di pasar lari ke sana. Tidak usah turun di parkir sudah dilempar. Harga lebih murah kan untuk dijual lagi. Di sana pedagang yang mau kulakan lari ke sana tidak ke pasar lagi harusnya ditertibkan. Satu mobil bisa untuk berapa pedagang 5-7 pedagang,” jelasnya.
(*)
Pasar Tradisional Solo Lesu, Pemerintah Didesak Batasi Ritel Modern dan Impor China Demi Pedagang |
![]() |
---|
Makin Sepinya Pasar Tradisional di Solo, Pakar Sarankan Pengelola Fokus Transaksi, Bukan Kunjungan |
![]() |
---|
Pasca Direvitalisasi Pasar Jongke Solo Justru Lebih Sepi, Pakar: Pembangunan Tak Libatkan Masyarakat |
![]() |
---|
1,5 Tahun Dibangun Pasar Jongke Masih Sepi Pengunjung, Pemkot Solo Berniat Perbanyak Event |
![]() |
---|
Nasib Pedagang PGS di Solo: Terseok-seok Gegara e-Commerce, Satu Kios Cuma Raih Omzet Rp4 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.