Jungkir Balik Pasar Tradisional di Solo
Menjamurnya e-Commerce Bikin Pasar Tradisional di Solo Lesu, Penjualan Makin Drop Pasca Pandemi
Dampak menjamurnya e-commerce sejak sekitar tahun 2017 sangat terasa bagi pasar tradisional di Kota Solo.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Menjamurnya e-commerce sejak sekitar tahun 2017 sangat berdampak bagi pasar tradisional di Kota Solo.
Pasar tradisional di Kota Bengawan seolah melesu. Di mana penjualan makin drop tiap tahunnya sejak pandemi Covid-19.
Begitulah yang terjadi kepada para pedagang di Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS).
Padahal dulunya dua lokasi ini sempat menjadi ikon wisata belanja di Solo.

Salah satu pedagang batik di PGS, Hendra Fendi berkisah saking ramainya masuk ke PGS dahulu layaknya antre naik kapal.
Namun kini setelah menjamurnya e-commerce pasar ini sepi bak kuburan.
“Masa jayanya saya mulai hadir di sini 2010-2012. Dulu nyari barang aja susah. Sekarang sales sampai menawarkan. Waktu liburan lewat di jalan gini aja susah. Mau keluar dari PGS pun antre kendaraan. Penuh kaya mau naik kapal. Sekarang parkiran kosong-kosong,” ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (22/4/2025).
Ia merasakan dampak menjamurnya e-commerce sejak sekitar tahun 2017.
Baca juga: BTC dan PGS di Solo Dulu Ramai Parah, Masuk Bak Antre Naik Kapal, Kini Sepi Bak Kuburan
Sejak saat itu, kunjungan di PGS terus menurun. Apalagi pandemi covid-19 membuat orang makin terbiasa berbelanja online.
“Kalau dengan keadaan sekarang terutama beberapa bulan terakhir ini drop banyak sekali. Dari tahun ke tahun sudah banyak drop dan tahun ini makin parah dropnya,” jelasnya.
Bahkan lebaran terakhir tak mampu mendongkrak penjualan.
Saat bulan puasa ia bahkan merasakan sepinya pengunjung mirip seperti saat pandemi covid-19.
“Kalau perbandingan dengan tahun kemarin 45 persen (menurun). Sepanjang sejarah waktu saya buka toko pas puasa seperti covid. Lebaran H plus itu lumayan tapi nggak sebanding sepinya,” tuturnya.
Baca juga: Solo Great Sale Digaungkan, Pedagang PGS Sebut Tak Terdongkrak: Pengunjung Sepi
Menurutnya, wisata belanja juga tak seramai dulu. Ia mengakui tak hanya faktor menjamurnya e-commerce yang membuat tokonya sepi pembeli.
Kondisi ekonomi menurutnya kini juga sedang tak baik-baik saja.
“Datang rombongan yang beli cuma satu daster, celana kolor. Wisata cuma jalan-jalan. Wisata belanja semakin berkurang. Mungkin daya belinya. Semua lagi susah. Berbagai sisi bidang semua drop,” ungkapnya.
(*)
Pasar Tradisional Solo Lesu, Pemerintah Didesak Batasi Ritel Modern dan Impor China Demi Pedagang |
![]() |
---|
Makin Sepinya Pasar Tradisional di Solo, Pakar Sarankan Pengelola Fokus Transaksi, Bukan Kunjungan |
![]() |
---|
Kunjungan ke Pasar Klewer Solo Makin Menurun Tiap Tahun, Pakar : Lakukan Promosi dan Diferensiasi |
![]() |
---|
Pasca Direvitalisasi Pasar Jongke Solo Justru Lebih Sepi, Pakar: Pembangunan Tak Libatkan Masyarakat |
![]() |
---|
1,5 Tahun Dibangun Pasar Jongke Masih Sepi Pengunjung, Pemkot Solo Berniat Perbanyak Event |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.