Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Nasi Liwet Bu Parmi, dari Jualan Keliling Tahun 1989, Kini jadi Kuliner Legendaris Solo

Selain nasi liwet, Bu Parmi juga menyajikan ketan berwarna hijau dan putih dengan parutan kelapa dan gula merah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
STYLO.GRID.ID
KULINER LEGENDARIS SOLO - Seporsi Nasi Liwet Solo Bu Parmi di Jalan Yos Sudarso No.241, Kratonan, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada 2023 lalu. Begini sejarah Nasi Liwet Bu Parmi yang legendaris. 

Warung ini menempati bagian depan Rumah Makan Sabar Menanti (yang buka pada siang hari), dengan tempat duduk sederhana namun cukup nyaman.

Namun, saat musim liburan tiba, siap-siap berbagi ruang dengan banyak pengunjung yang ingin menikmati cita rasa otentik nasi liwet Solo.

Ketika malam tiba dan rasa lapar mulai datang, Nasi Liwet Bu Parmi kembali hadir di lokasi berbeda yakni di Jl. Yos Sudarso No. 241, Kratonan, Gajahan, Kec. Pasar Kliwon.

Jam buka: 18.00 – 23.00 WIB

Tempat ini menjadi favorit banyak orang, termasuk tamu hotel dan wisatawan luar kota, yang tak segan menyantap nasi liwet secara lesehan di emperan toko, demi kehangatan dan rasa gurih yang khas.

Baca juga: Sejarah Soto Trisakti, Salah Satu Kuliner Legendaris Solo, Saksi Kejayaan Bioskop Era 1962an

Rasa Otentik dari Resep Turun-Temurun

Bu Parmi, yang berasal dari Duwet, Baki, Sukoharjo, dulunya berjualan keliling di wilayah Solo Raya.

Setelah berpindah-pindah, akhirnya ia memutuskan untuk menetap dan mengembangkan usaha ini dengan resep yang konsisten dan penuh perhatian.

Daging ayam direbus selama 3 jam menggunakan kayu bakar, membuatnya empuk dan meresap sempurna.

Ayam yang digunakan pun dibeli langsung dari pedagang langganan agar kualitas tetap terjaga.

Cita rasa nasi liwet ini berasal dari paduan bumbu khas seperti kunyit, jahe, dan lengkuas, yang dimasak bersama sayur labu siam.

Sajian disempurnakan dengan nasi gurih berbasis santan, suwiran ayam, areh (santan kental), serta berbagai lauk pendamping seperti telur bacem, tempe, tahu, hati ampela, dan tak lupa kerupuk rambak dari kulit sapi.

Satu hal yang membuat nasi liwet semakin istimewa adalah cara penyajiannya.

Disajikan menggunakan pincuk, yaitu daun pisang yang dilipat sebagai alas, dan suru atau sendok dari daun, meski kini juga disediakan sendok biasa.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved