Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Nasi Liwet Bu Parmi, dari Jualan Keliling Tahun 1989, Kini jadi Kuliner Legendaris Solo
Selain nasi liwet, Bu Parmi juga menyajikan ketan berwarna hijau dan putih dengan parutan kelapa dan gula merah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Warung ini menempati bagian depan Rumah Makan Sabar Menanti (yang buka pada siang hari), dengan tempat duduk sederhana namun cukup nyaman.
Namun, saat musim liburan tiba, siap-siap berbagi ruang dengan banyak pengunjung yang ingin menikmati cita rasa otentik nasi liwet Solo.
Ketika malam tiba dan rasa lapar mulai datang, Nasi Liwet Bu Parmi kembali hadir di lokasi berbeda yakni di Jl. Yos Sudarso No. 241, Kratonan, Gajahan, Kec. Pasar Kliwon.
Jam buka: 18.00 – 23.00 WIB
Tempat ini menjadi favorit banyak orang, termasuk tamu hotel dan wisatawan luar kota, yang tak segan menyantap nasi liwet secara lesehan di emperan toko, demi kehangatan dan rasa gurih yang khas.
Baca juga: Sejarah Soto Trisakti, Salah Satu Kuliner Legendaris Solo, Saksi Kejayaan Bioskop Era 1962an
Rasa Otentik dari Resep Turun-Temurun
Bu Parmi, yang berasal dari Duwet, Baki, Sukoharjo, dulunya berjualan keliling di wilayah Solo Raya.
Setelah berpindah-pindah, akhirnya ia memutuskan untuk menetap dan mengembangkan usaha ini dengan resep yang konsisten dan penuh perhatian.
Daging ayam direbus selama 3 jam menggunakan kayu bakar, membuatnya empuk dan meresap sempurna.
Ayam yang digunakan pun dibeli langsung dari pedagang langganan agar kualitas tetap terjaga.
Cita rasa nasi liwet ini berasal dari paduan bumbu khas seperti kunyit, jahe, dan lengkuas, yang dimasak bersama sayur labu siam.
Sajian disempurnakan dengan nasi gurih berbasis santan, suwiran ayam, areh (santan kental), serta berbagai lauk pendamping seperti telur bacem, tempe, tahu, hati ampela, dan tak lupa kerupuk rambak dari kulit sapi.
Satu hal yang membuat nasi liwet semakin istimewa adalah cara penyajiannya.
Disajikan menggunakan pincuk, yaitu daun pisang yang dilipat sebagai alas, dan suru atau sendok dari daun, meski kini juga disediakan sendok biasa.
(*)
Sejarah Ibu Basuki Bakery: Roti Legendaris Klaten Sejak 1995, dari Rumahan Kini Punya Banyak Cabang |
![]() |
---|
Sejarah Kroket : dari Kudapan Bangsa Eropa, Bisa jadi Sajian Wajib Hajatan di Solo Raya |
![]() |
---|
Sejarah Bubur Lemu, Kuliner Khas Solo yang Legendaris, Makanan Penting di Era Kasunanan Surakarta |
![]() |
---|
Sejarah Kue Kembang Jambu, Camilan Jadul Khas Klaten yang Kini Mulai Langka |
![]() |
---|
Sejarah Gatot, Jajanan Legendaris yang Kini Langka di Wonogiri, Makanan Sejak Zaman Kemerdekaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.