Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Nasi Liwet Bu Parmi, dari Jualan Keliling Tahun 1989, Kini jadi Kuliner Legendaris Solo
Selain nasi liwet, Bu Parmi juga menyajikan ketan berwarna hijau dan putih dengan parutan kelapa dan gula merah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Nasi Liwet merupakan salah satu makanan khas Solo, Jawa Tengah, yang wajib dicoba.
Ada beberapa warung nasi liwet di Solo yang enak, beberapa di antaranya berstatus legendaris.
Salah satu watung nasi liwet legend di Solo adalah Nasi Liwet & Cabuk Rambak Gemilang Bu Parmi di Jalan Yos Sudarso No.241, Kratonan, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Baca juga: Sejarah Harjo Bestik, Kuliner Legendaris Solo yang Berjualan Sejak 1950an
Nasi liwet di sini terasa gurih dan lezat, serta memiliki ciri khasnya sendiri.
Perpaduan nasi liwet dengan sayur labu siam, telur dan ayam kampung sesuai permintaan dengan porsi yang pas membuat banyak orang ketagihan.
Selain nasi liwet, Bu Parmi juga menyajikan ketan berwarna hijau dan putih dengan parutan kelapa dan gula merah.
Perpaduan rasa manis dan gurih yang pas membuat hidangan yang satu ini cocok untuk dessert maupun hidangan penutup setelah makan nasi liwet.
Baca juga: Sejarah Soto Mbok Dele yang Legendaris di Klaten, Ada Kisah Menarik soal Asal-usul Namanya
Selain nasi liwet, cabuk rambak Bu Parmi juga wajib dicoba jika ke sini.
Cabuk Rambak sendiri terdiri dari ketupat iris yang disiram dengan saus wijen campuran kemiri dan kelapa parut serta karak atau kerupuk puli.
Sejarah Nasi Liwet dan Cabuk Rambak Bu Parmi
Sejak tahun 1989, warung nasi liwet legendaris ini telah menjadi bagian dari perjalanan kuliner Kota Bengawan.
Uniknya, Nasi Liwet Bu Parmi hadir dalam dua waktu berbeda—sebagai santapan pagi dan makan malam, di dua lokasi terpisah.
Bagi Anda yang baru tiba di Solo menggunakan kereta jarak jauh atau KRL dan turun di Stasiun Purwosari, jangan lewatkan kesempatan menikmati nasi liwet hangat untuk sarapan.
Warung Nasi Liwet Bu Parmi bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki, berlokasi di: Jl. Slamet Riyadi No. 428, Purwosari, Kec. Laweyan.
Baca juga: Sejarah Lenjongan Yu Sum yang Legendaris di Solo, Ada Sejak 1980an, Kini Dikelola Generasi Ketiga
Jam buka: 05.30 – 10.00 WIB
Warung ini menempati bagian depan Rumah Makan Sabar Menanti (yang buka pada siang hari), dengan tempat duduk sederhana namun cukup nyaman.
Namun, saat musim liburan tiba, siap-siap berbagi ruang dengan banyak pengunjung yang ingin menikmati cita rasa otentik nasi liwet Solo.
Ketika malam tiba dan rasa lapar mulai datang, Nasi Liwet Bu Parmi kembali hadir di lokasi berbeda yakni di Jl. Yos Sudarso No. 241, Kratonan, Gajahan, Kec. Pasar Kliwon.
Jam buka: 18.00 – 23.00 WIB
Tempat ini menjadi favorit banyak orang, termasuk tamu hotel dan wisatawan luar kota, yang tak segan menyantap nasi liwet secara lesehan di emperan toko, demi kehangatan dan rasa gurih yang khas.
Baca juga: Sejarah Soto Trisakti, Salah Satu Kuliner Legendaris Solo, Saksi Kejayaan Bioskop Era 1962an
Rasa Otentik dari Resep Turun-Temurun
Bu Parmi, yang berasal dari Duwet, Baki, Sukoharjo, dulunya berjualan keliling di wilayah Solo Raya.
Setelah berpindah-pindah, akhirnya ia memutuskan untuk menetap dan mengembangkan usaha ini dengan resep yang konsisten dan penuh perhatian.
Daging ayam direbus selama 3 jam menggunakan kayu bakar, membuatnya empuk dan meresap sempurna.
Ayam yang digunakan pun dibeli langsung dari pedagang langganan agar kualitas tetap terjaga.
Cita rasa nasi liwet ini berasal dari paduan bumbu khas seperti kunyit, jahe, dan lengkuas, yang dimasak bersama sayur labu siam.
Sajian disempurnakan dengan nasi gurih berbasis santan, suwiran ayam, areh (santan kental), serta berbagai lauk pendamping seperti telur bacem, tempe, tahu, hati ampela, dan tak lupa kerupuk rambak dari kulit sapi.
Satu hal yang membuat nasi liwet semakin istimewa adalah cara penyajiannya.
Disajikan menggunakan pincuk, yaitu daun pisang yang dilipat sebagai alas, dan suru atau sendok dari daun, meski kini juga disediakan sendok biasa.
(*)
Sejarah Ibu Basuki Bakery: Roti Legendaris Klaten Sejak 1995, dari Rumahan Kini Punya Banyak Cabang |
![]() |
---|
Sejarah Kroket : dari Kudapan Bangsa Eropa, Bisa jadi Sajian Wajib Hajatan di Solo Raya |
![]() |
---|
Sejarah Bubur Lemu, Kuliner Khas Solo yang Legendaris, Makanan Penting di Era Kasunanan Surakarta |
![]() |
---|
Sejarah Kue Kembang Jambu, Camilan Jadul Khas Klaten yang Kini Mulai Langka |
![]() |
---|
Sejarah Gatot, Jajanan Legendaris yang Kini Langka di Wonogiri, Makanan Sejak Zaman Kemerdekaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.