Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Desa Ponggok Klaten yang Terkenal karena Umbulnya, Penah Jadi Objek Kolonisasi Belanda
Desa Ponggok telah lama dikenal sebagai destinasi wisata air unggulan, terutama lewat Umbul Ponggok.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Desa Ponggok terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Desa Ponggok telah lama dikenal sebagai destinasi wisata air unggulan, terutama lewat Umbul Ponggok.
Umbul Ponggok merupakan kolam alami yang menawarkan pengalaman menyelam unik dengan air jernih dan pemandangan bawah air yang eksotis.
Baca juga: Asal-usul Nama Slogohimo yang Kini jadi Kecamatan di Wonogiri : Kisah Cinta Jaka Pambudi-Rara Satiti
Namun, di balik pesona wisata modernnya, Ponggok menyimpan kisah sejarah panjang yang kaya dan menarik untuk ditelusuri.
Asal-usul Nama dan Sejarah Kuno Ponggok
Nama Ponggok bukan sekadar label geografis.
Berdasarkan sumber resmi desa, Ponggok mengandung makna filosofis mendalam: pusat, inti, sumber, jantung, kelestarian, dan sumber kehidupan.
Ini sangat berkaitan dengan air, elemen utama yang tak pernah habis dan menghidupi wilayah ini sejak zaman kuno.
Jejak sejarah Desa Ponggok merentang hingga era Mataram Kuno, terbukti dari penemuan arca di sekitar Umbul Sigedang Kapilaler—tidak jauh dari Umbul Ponggok.
Baca juga: Asal-usul Desa Duwet di Wonosari Klaten, Gabungan dari Dua Kelurahan di Zaman Penjajahan
Arca-arca tersebut diduga merupakan peninggalan masa Majapahit atau Mataram Kuno, mengindikasikan peran strategis desa dalam sistem kepercayaan dan kehidupan sosial masyarakat Jawa kuno.
Dalam pandangan kosmologi Jawa, Ponggok dipercaya sebagai bagian dari sistem aliran air suci yang berasal dari Gunung Merapi, menjadikannya lokasi penting secara spiritual dan ekologis.

Ponggok di Era Kolonial: Dari Sumber Kehidupan Menjadi Objek Kolonisasi
Melimpahnya sumber daya air di Ponggok membuat wilayah ini menarik perhatian kolonial Hindia Belanda.
Pada tahun 1830, Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch menerapkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel), menjadikan tanah-tanah subur, termasuk Ponggok, sebagai lahan perkebunan tebu dan kopi.
Air Ponggok dijadikan aset penting untuk pengairan, pemeliharaan kuda, dan pendirian fasilitas industri gula.
Kisah Pembentukan Pasoepati - Pasukan Soeporter Pelita Sejati: Berawal dari Kerusuhan 1988 di Solo |
![]() |
---|
Asal-usul Watu Sepur di Bayat Klaten, Ada Batu Tertua dan Tempat yang Dikenal Mistis |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Kalikebo di Trucuk Klaten, Ada Legenda Kerbau jadi Batu |
![]() |
---|
Tradisi Setahun Sekali Saparan Yaa Qawiyyu di Jatinom Klaten, 54.135 Apem Jadi Rebutan Warga |
![]() |
---|
Sejarah Yaa Qawiyyu di Jatinom Klaten yang Digelar Setiap Bulan Safar, Ada Kirab Gunungan Apem |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.