Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Klaten

Asal-usul Nama Dusun Bendogantungan di Klaten, Ada Kisah Ki Ageng Pandanaran yang Diganggu Jin

Dari situlah asal-usul nama Bendogantungan yang berarti makhluk tergantung (bendo: bentakan, gantungan: tergantung).

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
SEJARAH DUSUN KLATEN - Simpang Bendogantungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Begini sejarah Dusun Bendogantungan. 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dusun Bendogantungan, merupakan nama dusun di Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Jawa Tengah.

Bendogantungan menjadi salah satu ikon kota bersinar Klaten dan lokasi Subterminal Bendogantungan.

Namun perlu diketahui, dusun ini menyimpan jejak sejarah yang sarat nilai spiritual dan budaya. 

Asal-usul Bendogantungan

Dari cerita turun temurun, sejarah ini bermula dari perjalanan spiritual Ki Ageng Pandanaran dan istrinya dari Semarang menuju Gunung Jabalkat, Bayat, atas perintah Sunan Kalijaga.

Dalam kisahnya, perjalanan tersebut sarat dengan ujian, pertemuan mistis, dan pertobatan yang mendalam.

Suatu ketika, Ki Ageng Pandanaran dan istrinya berjalan kaki dan bertemu dengan seorang penjual rumput tua.

Baca juga: Asal-usul Nama Desa Jarum di Bayat Klaten, Ada Kisah Buah Maja Ajaib Persembahan untuk Raja

Sang penjual menawarkan dagangannya, namun Ki Ageng menanggapi dengan angkuh dan menawar dengan harga rendah.

Tak disangka, si penjual rumput menunjukkan kesaktiannya dengan mengubah rumput dan tanah menjadi emas.

Sosok tua itu tak lain adalah Sunan Kalijaga.

Sadar akan kesombongannya, Ki Ageng bersujud dan diminta untuk bertaubat serta melanjutkan perjalanan ke Gunung Jabalkat tanpa membawa barang berharga.

Namun, istrinya secara diam-diam tetap membawa harta.

Baca juga: Asal-usul Nama Desa Jarum di Bayat Klaten, Ada Kisah Buah Maja Ajaib Persembahan untuk Raja

Dalam perjalanan di daerah Salatiga, mereka dicegat perampok.

Emas pun dirampas, dan bahkan nyaris terjadi pelecehan terhadap istri Ki Ageng Pandanaran.

Dalam kemarahannya, Ki Ageng mengutuk salah satu perampok hingga kepalanya berubah menjadi kepala kambing.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved