Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral Pengkaplingan Area Camp Merbabu

Viral Dugaan Pengkaplingan Lahan Camp di Gunung Merbabu Boyolali, BTNGM Lakukan Penelusuran

Dalam video yang tersebar luas di media sosial, salah seorang pendaki perempuan mengaku diusir.

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Instagram
AREA CAMP MERBABU. Viral area camp merbabu sudah di booking. Peristiwa ini memunculkan kritik keras dari warganet terhadap praktik pemanfaatan ruang publik di kawasan taman nasional untuk kepentingan komersial. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Video dugaan pengkaplingan lahan camp di gunung Merbabu beredar di media sosial.

Dalam video dengan background bernada satir itu memperlihatkan spanduk berwarna merah dengan tulisan "Selamat Datang di Camp Area Tiga Dewa Adventure". 

Baca juga: Tissa Biani Berhasil Taklukan Gunung Merbabu 3122 MDPL, Kini Hobi Mendaki Dulu Lebih Suka ke Pantai

Kritik keras muncul dari warganet terhadap praktik pemanfaatan ruang publik di kawasan taman nasional untuk kepentingan komersial. 

Banyak yang menilai bahwa gunung adalah ruang terbuka untuk semua dan tidak sepatutnya terjadi monopoli tempat berkemah.

Selain itu, banyak akun media sosial kemudian membuat video bernada sindiran.

Ada yang memparodikan aktivitas meratakan lahan karena lahan camp yang ada sudah di booking.

Ada juga yang membuat tulisan tantangan ke penyedia jasa open trip.

Sementara itu, Owner Tiga Dewa, Muhammad Rizki Maulana justru menilai postingan termasuk pencemaran nama baik.

Pasalnya, pihaknya tidak pernah melakukan booking area camp.

"Kami itu kerjasama dengan tim lokal biar kita tidak mengecewakan tamu. Sebagai penyedia jasa open trip kita berusaha melayani dengan memberikan fasilitas yang maksimal bagi para tamu," kata 

Dia mengklaim tak pernah mengklaim lahan camp.

Layaknya pendaki lainnya, pendaki yang sampai lokasi duluan, yang berhak mendirikan tenda di lokasi tersebut.

Dia mengaku Tiga Dewa saat ini tengah menjadi sorotan dikalangan penyedia open trip pendakian gunung lain.

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM), Anggit Haryoso mengatakan insiden tersebut terjadi pada Kamis, 29 Mei 2025.

"Ini lagi ditelurusi. Kita telusuri di media sosial dulu. Kita juga bersurat ke tiga dewa untuk melakukan klarifikasi," tambahnya.

AREA CAMP MERBABU. Viral area camp merbabu sudah di booking. Peristiwa ini memunculkan kritik keras dari warganet terhadap praktik pemanfaatan ruang publik di kawasan taman nasional untuk kepentingan komersial.
AREA CAMP MERBABU. Viral area camp merbabu sudah di booking. Peristiwa ini memunculkan kritik keras dari warganet terhadap praktik pemanfaatan ruang publik di kawasan taman nasional untuk kepentingan komersial. (Instagram)

Baca juga: Pendaki Gunung Merbabu via Timboa Boyolali Meninggal, Polisi: Tak Ada Tanda Kekerasan

Pihaknya pun masih akan melakukan penelusuran terkait pendakian tersebut.

Agit menyatakan setiap pendaki memiliki hak yang sama.

Baik yang melakukan pendakian mandiri maupun melalui jasa open trip.

"Tidak ada pengaplingan area berkemah siapapun. Baik itu mandiri maupun penyelenggara open trip memiliki hak sama untuk mendapatkan lokasi area camp yang sama," jelasnya.

Agit menyatakan seharusnya penyelanggara open trip harusnya bisa membatasi jumlah peserta.

Tak seharusnya, pendirian tenda diarea terbatas dengan posisi melingkar.

Sehingga,  ruang tengah menjadi tak bisa digunakan untuk pendirian tenda pendaki lain.

" Akhirnya area itu menjadi semacam areanya mereka ( penyelenggara open trip) karena mereka membuat melingkar,"tambahnya.

Dia pun meminta seluruh pendaki lebih bijak.

Baik saat melakukan pendakian maupun saat berkemah di kawasan gunung.

" Di gunung manapun sama. Pendaki harus bijak," pungkasnya.

 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved