Populasi Ikan Sapu sapu Merebak di WKO
Ikan Sapu-sapu Jadi Biang Kerok Tangkapan Lain Berkurang, Nelayan Sragen Pusing Merugi
Meledaknya populasi ikan sapu-sapu di Waduk Kedung Ombo (WKO) membuat nelayan di Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen merugi.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Meledaknya populasi ikan sapu-sapu di Waduk Kedung Ombo (WKO) membuat nelayan di Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen merugi.
Pasalnya, saat menjaring ikan, mereka lebih banyak mendapatkan ikan sapu-sapu ketimbang ikan lain yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Ketua Yayasan Kedungombo Berdaya, Nico Wauran menceritakan dalam sehari, para nelayan bahkan bisa mendapatkan 5-10 kilogram ikan sapu-sapu.
"Banyaknya ikan sapu-sapi ini juga telah menyebabkan ikan lain yang laku dijual seperti ikan mujaer, nila, patin, menjadi berkurang, dan susah didapatkan," katanya kepada TribunSolo.com.
"Sehingga pendapatan nelayan menjadi berkurang, ditambah jaring mereka juga rusak karena tersangkut ikan sapu-sapu," sambungnya.
Merebaknya ikan sapu-sapu di Waduk Kedung Ombo telah terjadi dua tahun terakhir.
Nico berharap apa yang dialami para nelayan di Desa Gilirejo ini mendapat perhatian dari pemerintah.
Baca juga: Keluh Kesah Nelayan Sragen Soal Meledaknya Populasi Ikan Sapu-Sapu di WKO, Terjadi 2 Tahun Terakhir
Pihaknya meminta agar pemerintah mencarikan solusi, untuk kelangsungan ekonomi para nelayan.
Solusi yang diharapkan adalah ikan sapu-sapu yang jumlahnya banyak itu dapat dimanfaatkan.
Selain itu, para nelayan dan warga juga membutuhkan sosialisasi, apakah ikan sapu-sapu tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
"Seharusnya pemerintah segera bertindak dan mencari solusi penyelesaian terhadap banyaknya ikan sapu-sapu di Waduk Kedung Ombo," ujar Dia.
"Sudah dua tahun masalah ini dibiarkan oleh pemerintah, harapannya pemerintah harus segera duduk bersama nelayan untuk mencari solusi," pungkasnya.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.