SPMB SMP 2025

Nasib 2 SMP Negeri Satu Atap di Sragen Nihil Siswa Baru dari Jalur Afirmasi 2025, Ini Penyebabnya

Seperti yang diketahui bersama, bahwa Desa Gilirejo Baru merupakan desa terpencil dan terisolir di Kabupaten Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Hanang Yuwono
bkppkutim.com
TANPA SISWA BARU - Plang SMP Negeri 3 Satu Atap Jenar di Sidomulyo, RT.19/RW.3, Betek, Banyurip, Kec. Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Dua SMP Negeri Satu Atap di Kabupaten Sragen tanpa siswa baru hasil seleksi jalur afirmasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Dua SMP tersebut yakni SMPN 3 Satu Atap Miri dan SMPN 3 Satu Atap Jenar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Dua SMP Negeri Satu Atap di Kabupaten Sragen tanpa siswa baru hasil seleksi jalur afirmasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

Dua SMP tersebut yakni SMPN 3 Satu Atap Miri dan SMPN 3 Satu Atap Jenar.

Berdasarkan statistik jalur afirmasi di laman resmi SPMB SMP Sragen 2025, tidak ada calon siswa yang memilih SMP Negeri 3 Satu Atap Miri baik di pilihan 1, 2, maupun 3.

Baca juga: Penyebab Kuota Jalur Afirmasi SPMB SMP 2025 Sragen Belum Terpenuhi, Hanya Ada 2.020 Pendaftar

Sementara di SMP Negeri 3 Satu Atap Jenar, tidak ada pendaftar yang memilih sekolah yang berlokasi di Desa Banyurip, Kecamatan Jenar tersebut untuk pilihan 1 dan 2.

Namun, terdapat 23 calon siswa yang memilih SMPN 3 Satu Atap Jenar di pilihan ketiga.

Meski begitu, para calon-calon siswa tersebut tidak ada satupun yang terseleksi di SMPN 3 Satu Atap Jenar atau sudah diterima di sekolah pilihan pertama dan kedua.

Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, M. Farid Wajdi, mengatakan meskipun diluar jalur afirmasi pun, SMP Negeri Satu Atap di Kabupaten Sragen tetap kesulitan mendapatkan siswa baru.

Baca juga: Kebakaran Kandang Ternak di Plupuh Sragen, Sempat Merambat ke Dapur dan Kamar Mandi Pemilik Rumah

Oleh karena itu, para guru hingga kepala sekolah SMP Negeri Satu Atap harus turun gunung, melakukan door to door ke sekolah-sekolah untuk mendapatkan murid baru.

"Walaupun dia bukan jalur afirmasi, perolehan siswa door to door, walaupun mereka punya jalur mutasi, prestasi, domisili, prosentase keterima besar, karena sekolah disitu butuh siswa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (28/6/2025).

"Bukan siswa cari sekolah, tapi sekolahnya yang butuh siswa, makanya dari Dinas kalau ada kekurangan-kekurangan di SMP Satu Atap kita bantu terus, faktornya itu," sambungnya.

Ia mencontohkan di SMPN 3 Satu Atap Miri, yang beralamat di Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri.

Baca juga: Kenapa Jokowi Batal Gabung PSI Padahal Sudah Kasih Isyarat? Pengamat Politik Sebut Ada 2 Kemungkinan

Seperti yang diketahui bersama, bahwa Desa Gilirejo Baru merupakan desa terpencil dan terisolir di Kabupaten Sragen.

Sementara, SMPN 3 Satu Atap Miri hanya mengandalkan lulusan dari 2 SD yang ada disana.

Selain itu, SMPN 3 Satu Atap Miri juga harus bersaing dengan SMP lain yang ada di Kabupaten Boyolali.

"Tergantung lulusan SD itu berapa, apa nanti masuk kesini semua atau tidak, di situ juga perbatasan masuk Kabupaten Boyolali, di Andong ada sekolah yang bagus, jadi ada saingannya, terus ditunjang akses jalan yang sudah bagus," jelasnya.

Pada pendaftaran tahun sebelumnya, SMPN 3 Satu Atap Miri dan SMPN 3 Satu Atap Jenar masih menerima siswa setidaknya 2 rombel, meski tidak penuh.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved