Fakta Menarik Tentang Karanganyar
Asal-usul Pertapaan Bancolono di Karanganyar, Jejak Raja Terakhir Majapahit di Lereng Gunung Lawu
Mas Best, sang juru kunci Pertapaan Bancolono, menyebut bahwa Raja Brawijaya V kerap bertapa di lokasi ini.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Terletak di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, di lereng Gunung Lawu, terdapat sebuah tempat yang sarat dengan nilai sejarah dan spiritualitas, namanya adalah Pertapaan Bancolono.
Berlokasi di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tempat ini diyakini sebagai petilasan Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V atau Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
Dikenal juga sebagai Punden Bancolono, lokasi ini telah lama dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.
Baca juga: Asal-usul Waduk Bayut di Sragen : Dibangun di Zaman Belanda & Ada Makam Kuno, Kini Dinamakan Gebyar
Tidak sedikit orang datang ke sana untuk bertirakat, memanjatkan doa, dan mencari ketenangan batin.
Menurut kepercayaan, banyak hajat yang terkabul setelah seseorang melakukan tirakat di tempat ini.
Asal-usul Pertapaan Bancolono
Mas Best, sang juru kunci Pertapaan Bancolono, menyebut bahwa Raja Brawijaya V kerap bertapa di lokasi ini.
Nama "Bancolono" sendiri berasal dari bahasa Jawa, yakni dari frasa Kurbano Uculono, yang berarti melepaskan beban dan masalah kehidupan.
Selain itu, nama tersebut juga dihubungkan dengan sosok Raden Bancolono, seorang senopati sekaligus murid kesayangan Eyang Lawu, yang konon memiliki kesaktian luar biasa.
Baca juga: Asal-usul Makam Kukun di Jaten Karanganyar, Ada Mitos Kawin Gencet yang Terkenal
Pertapaan ini memiliki tiga ruangan utama yang digunakan untuk kegiatan spiritual: Sendang Lanang, Sendang Wedok, dan ruang pertapaan.
Sendang Lanang diperuntukkan bagi tamu laki-laki, sedangkan Sendang Wedok untuk tamu perempuan.
Air dari kedua sendang ini digunakan untuk bersuci sebelum melaksanakan ritual atau meditasi.
Keberadaan sendang tersebut dipercaya telah ada sejak abad ke-11 Masehi dan menjadi bagian dari tradisi spiritual kerajaan-kerajaan di Tanah Jawa.
Baca juga: Asal-usul Grojogan Sewu di Tawangmangu Karanganyar, Ada Mitos Kreteg Pegat dan Siluman Kera
Bahkan, menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol Provinsi Jawa Tengah, Agung Kristianto, para raja dahulu kerap memanfaatkan air sendang untuk ritual suci sebelum melaksanakan kegiatan penting kerajaan.
Dari Zaman Kerajaan ke Era Modern
Di Karanganyar Ada Desa yang Pernah Dinobatkan Jadi Desa Terbaik Nomor 3 di Indonesia |
![]() |
---|
Asal-usul Candi Cetho Karanganyar: Peninggalan Majapahit yang Kini jadi Jalur Pendakian Gunung Lawu |
![]() |
---|
Asal-usul Candi Sukuh di Karanganyar, Dipercaya Dibangun Para Pertapa sebagai Tempat Suci |
![]() |
---|
Sejarah Naskah Kuno Empu Keris dari Daun Lontar yang Dipamerkan di Festival Literasi Karanganyar |
![]() |
---|
Kenapa Karanganyar Disebut Bumi Intanpari? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.