Pengeroyokan di Sragen
3 Pelaku Pengeroyokan Warga Sragen Gegara Pakai Atribut Silat Dibekuk, Ada yang Masih Pelajar
Pelaku pengeroyokan warga Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen gara-gara memakai atribut perguruan silat ditangkap.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pelaku pengeroyokan warga Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen gara-gara memakai atribut perguruan silat ditangkap.
Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengatakan pelaku yang diamankan ada 3 orang.
Ketiganya berinisial RW (18) warga Kecamatan Tangen, EP (16) seorang pelajar warga Kecamatan Tangen, da BSS (14) seorang pelajar warga Kecamatan Jenar.
Mereka ditangkap kurang dari 24 jam terjadinya aksi pengeroyokan yang membuat korban ABS (26) luka-luka.
"Ketiga terduga pelaku diamankan di daerah Betek, Desa Banyurip, Kecamatan Jenar," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (8/7/2025).

Lanjutnya, saat melakukan aksi pengeroyokan, ketiga pelaku memiliki peran masing-masing.
RW memukul korban sebanyak satu kali, EP memukul korban hingga 7 kali, dan BSS menendang korban sebanyak 1 kali.
Meski begitu, seorang terduga pelaku berinisial T kini masih buron.
"Hingga kini Satuan Reskrim Polres Sragen masih terus memburu pelaku lain, dan mendalami kemungkinan adanya keterlibatan kelompok tertentu dalam insiden ini," jelasnya.
AKBP Petrus menyebut pihaknya tidak mentolerir tindakan kekerasan, terlebih jika menyangkut perbedaan perguruan silat.
"Kami tidak akan mentolerir tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi jika berlatar belakang perbedaan perguruan, Sragen harus aman bagi semua warga," tegasnya.
"Pelaku diancam dijerat pasal 170 ayat (1) KUHP tentang kekerasan terhadap orang atau barang, dengan ancaman hukuman 5 tahun 6 bulan penjara," sambungnya.
Baca juga: Asyik Makan di Warung, Warga Sukodono Sragen Tiba-tiba Dikeroyok Orang, Gegara Pakai Atribut Silat
Melalui kasus ini, AKBP Petrus mengingatkan kepada seluruh anggota perguruan silat akan pentingnya edukasi damai dan semangat persaudaraan.
Ia juga mengimbau bahwa adanya perbedaan seragam maupun atribut perguruan silat, tidak bisa dijadikan alasan untuk menghilangkan rasa kemanusiaan hingga memicu kekerasan.
"Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa semangat persaudaraan dan toleransi adalah fondasi utama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai," pungkasnya.
(*)
Polisi Buru Tersangka Lain Kasus Pengeroyokan Warga Sragen Pakai Atribut Silat, Inisial T |
![]() |
---|
Identitas Pelaku Pengeroyokan Warga yang Pakai Atribut Silat di Sragen: Warga Tangen dan Jenar |
![]() |
---|
Pengeroyokan Warga Sragen, Polisi Singgung Terkait Latar Belakang Perbedaan Perguruan Silat |
![]() |
---|
Warga Sragen Dikeroyok Gegara Pakai Atribut Silat: Pelaku 3 Orang, 2 Masih Pelajar |
![]() |
---|
Asyik Makan di Warung, Warga Sukodono Sragen Tiba-tiba Dikeroyok Orang, Gegara Pakai Atribut Silat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.