Buntut Kasus Beras Oplosan, Menko Zulhas: Beras Hanya Satu Jenis, Tak Ada Premium dan Medium
Pemerintah akan menetapkan kedepan hanya ada satu jenis beras. Jadi, tak ada lagi jenis beras premium maupun medium.
Penulis: Tribun Network | Editor: Ryantono Puji Santoso
Kronologi temuan beras oplosan:
- Mentan menyampaikan hasil sidak di lapangan pada 26 Juni 2025
- Ada kecurigaan panen raya, harga beras malah naik
- Kemudian ditemukan 212 merek tidak memenuhi standar
- Beras yang tidak seuai ini ditemukan dari 3 produsen perusahaan
- Polisi turun melakukan pengecekan
- Kemudian kasus naik ke tahap penyidikan
Brigjen Helfi Assegaf membeberkan, kecurigaan awal mentan adalah saat ada anomali harga beras.
Anomali sesuai penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelainan, penyimpangan dari normal, atau sesuatu yang tidak lazim.
Sebab, saat itu kondisi İndonesia sedang panen raya namun harga malah naik.
Kemudian dilakukan pengecekan pada 268 sampel beras.
Hasilnya, 212 merek ternyata ditemukan tidak memenuhi standar ditentukan.
“Karena di masa panen raya, beras surplus kok terjadi kenaikan harga yang luar biasa. Ini yang disampaikan, dan trennya tidak menurun tapi malah naik,” jelasnya.
“Sehingga dilakukan pengecekan di lapangan dan ternyata ditemukan di pasar yang dilakukan oleh beliau mulai dari tanggal 6-23 Juni 2025 pada sepuluh provinsi. Mendapatkan sampel beras 268 pada 212 merek beras,” sambungnya.
Berdasar data dari Kementan, data beras premium di bawah standar regulasi sebesar 85,56 persen.
Sementara ada ketidaksesuaian HET (Harga Eceran Tertinggi) sebesar 59,78 persen, ketidaksesuaian berat beras kemasan atau beras riil di bawah standar sebesar 21,66 persen.
Kemudian terhadap beras medium terdapat ketidaksesuaian mutu beras di bawah standar regulasi sebesar 88,24 persen, ketidaksesuaian HET sebesar 95,12 persen, ketidaksesuaian berat beras kemasan berat riil di bawah standar sebesar 90,63 persen.
“Berdasarkan ketidaksesuaian pada poin 1 dan 2 tersebut, terdapat potensi kerugian di konsumen atau masyarakat per tahun sebesar Rp99,35 triliun. Terdiri dari beras premium sebesar Rp 34,21 triliun, dan beras medium sebesar Rp 65,14 triliun. Ini yang disampaikan oleh Bapak Menteri kemarin,” imbuhnya.
Dari lima merek tersebut berdasarkan hasil laboratorium ternyata berasal dari tiga produsen perusahaan.
Berbekal informasi tersebut, penyidik pun telah menaikan kasus ke tahap penyidikan.
"Berdasarkan hasil penyidikan, telah ditemukan adanya dugaan peristiwa pidana, sehingga dari hasil gelar perkara kita, status penyelidikan kita tinggalkan menjadi penyidikan," ucapnya. (*)
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Bareskrim Ungkap Awal Mula Terungkapnya Beras Oplosan, Ada Anomali saat Panen Raya dan Pemerintah Hapus Jenis Beras Usai Ramai Pengoplosan: Tak Ada Lagi Premium dan Medium
Tak Terpengaruh Isu Beras Oplosan, Warga Sragen Tetap Minati Beras Curah, Ada 3 Merek Paling Laris |
![]() |
---|
Menko Zulhas dan Menkop Budi Arie Cek Langsung Kesiapan Lokasi Peresmian Kopdes Bentangan di Klaten |
![]() |
---|
Kenapa Klaten Jadi Lokasi Perdana Peluncuran 80 Ribu Kopdes Merah Putih? Ternyata Ini Alasannya |
![]() |
---|
Modus Licik Pelaku Oplos Beras Curah jadi Beras Premium: Pakai Zat Tambahan Berbahaya bagi Kesehatan |
![]() |
---|
Indonesia di Tengah Kasus Oplosan: Setelah Pertamax, Kini Beras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.