Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Beras Curah di Sragen

Tak Terpengaruh Isu Beras Oplosan, Warga Sragen Tetap Minati Beras Curah, Ada 3 Merek Paling Laris

Rata-rata stok 1 ton untuk berbagai jenis beras habis dalam waktu dua minggu. Beras tersebut diperoleh dari tempat penggilingan padi.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
ILUSTRASI PEDAGANG BERAS - Salah satu pedagang beras di Pasar Bunder Sragen, Darmilah saat ditemui TribunSolo.com, Sabtu (17/2/2024). 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Aktivitas jual beli beras curah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sragen tetap ramai meski isu beras oplosan beredar di masyarakat.

Pantauan Tribunjateng.com pada Rabu (13/8/2025) di kios milik Hartini (45) di Pasar Bunder, pembeli datang silih berganti untuk membeli berbagai jenis beras seperti bramu, mentik wangi, 64, hingga beras biasa.

Salah satu pemilik kios di Pasar Bunder itu tampak sibuk melayani pembeli yang sebagian besar berbelanja untuk kebutuhan warung makan.

Hartini mengatakan, penjualan beras di tempatnya masih sama seperti biasanya dan tidak terpengaruh isu beras oplosan.

Harga beras di kiosnya berkisar Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram.

Baca juga: Harga Beras di Karanganyar Naik, Capai Rp 15 Ribu Per Kilogram Padahal Sedang Masa Panen Padi

"Paling banyak diminati beras 64, bramu, dan mentik wangi karena berasnya pulen dan wangi, banyak yang suka," ujarnya.

Ia menuturkan, jumlah pembelian tidak menentu, namun terbanyak mencapai 1 hingga 2 kuintal.

Rata-rata stok 1 ton untuk berbagai jenis beras habis dalam waktu dua minggu.

Beras tersebut diperoleh dari tempat penggilingan padi.

Kondisi serupa juga terjadi di kios milik Asri (50) di Pasar Masaran.

Ia hanya menjual beras mentik wangi dengan harga Rp 14 ribu per kilogram, naik dari harga sebelumnya Rp 13,8 ribu per kilogram.

"Harganya Rp 14 ribu per kilogram. Dua hari sebelumnya harganya Rp 13,8 kilogram," terangnya.

Stok beras di kios Asri yang mencapai 2–3 kuintal biasanya habis dalam 4–5 hari. Mayoritas pembeli adalah pelaku usaha kuliner seperti warteg dan angkringan.

"Belinya tidak mesti, ya 2 kilo, 4 kilo, 5 kilo," tuturnya.

Salah satu pembeli, Putri (20), memilih beras curah karena harganya lebih terjangkau dibanding kemasan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved