Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Sambal Tumpang, Kuliner Legendaris di Solo Raya, Sudah Ada Sejak Tahun 1814

Nah, siapa sangka sambal tumpang ternyata memiliki sejarah panjang yang membentang hingga dua abad ke belakang.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
KULINER LEGENDARIS - Sambal Tumpang Mbah Djami, kuliner legendaris khas Sragen, Jawa Tengah. Beginilah sejarah sambal tumpang hingga jadi makanan populer di Solo Raya. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sambal tumpang, kuliner khas Jawa yang dibuat dari tempe hampir busuk atau biasa disebut tempe bosok adalah salah satu makanan legendaris di Solo Raya, Jawa Tengah.

Setiap kabupaten atau kota di Solo Raya, pasti punya rumah makan yang menjual olahan sambal tumpang.

Nah, siapa sangka sambal tumpang ternyata memiliki sejarah panjang yang membentang hingga dua abad ke belakang.

Baca juga: Sejarah Soto Gerabah jadi Makanan Khas Solo Raya, Warisan Kerajaan Majapahit yang Masih Eksis

Masakan berkuah kental ini bukan hanya unik karena bahan bakunya, tetapi juga sarat nilai sejarah dan budaya.

Sejarawan kuliner Jawa, Heri Priyatmoko, menyebut bahwa jejak sambal tumpang sudah ada sejak masa kerajaan Nusantara.

“Dalam bukti Serat Centhini ya dari tahun 1814 sampai 1823, itu sudah disebutkan ada sambal tumpang di bumi Mataram,” ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Dari Dapur Desa ke Naskah Sejarah

Serat Centhini yang ditulis pada awal abad ke-19 menceritakan perjalanan tokoh-tokoh masyarakat Jawa yang mendatangi kampung-kampung demi menggali pengetahuan.

Dalam salah satu bagian naskah, disebutkan bahwa tamu disuguhi sambal tumpang oleh tuan rumah, membuktikan eksistensi makanan ini dalam tradisi kuliner masyarakat desa sejak lama.

“Artinya, sambal tumpang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa jauh sebelum masa kolonial,” kata Heri, yang juga merupakan dosen Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Baca juga: Sejarah Bakmi Jowo Bu Citro, Kuliner Legendaris Solo yang Disambangi Prabowo, Jokowi, hingga Menteri

Kearifan Lokal dan Kreativitas Dapur Jawa

Sambal tumpang adalah wujud nyata dari kecerdikan masyarakat Jawa dalam memanfaatkan bahan sederhana menjadi hidangan bercita rasa tinggi.

Tempe yang sudah mengalami fermentasi lanjutan atau hampir busuk, ditumis bersama aneka bumbu, santan, dan penyedap rasa, menghasilkan kuah kental dengan aroma khas.

“Ini bentuk kecerdasan masyarakat kita. Tempe bosok bisa diolah jadi sambal yang nikmat,” tambah Heri.

Makanan ini biasanya disajikan dengan nasi hangat, aneka sayuran, dan lauk seperti tahu atau telur. Sepintas, tampilannya menyerupai pecel, namun memiliki aroma yang lebih kuat karena karakter tempe semangit-nya.

Warisan Kuliner yang Terus Hidup

Salah satu alasan sambal tumpang tetap bertahan hingga kini adalah adanya transfer pengetahuan dari generasi ke generasi.

“Ibu kepada anaknya, atau penjual warung kepada anaknya. Itu bagian dari pelestarian budaya kuliner,” jelas Heri.

Baca juga: Sejarah Dawet Telasih Bu Dermi Pasar Gede Solo, Kuliner Legendaris yang Eksis Sejak 1930

Selain itu, ketersediaan tempe sebagai bahan utama menjadikan sambal tumpang tetap mudah dijumpai, terutama di wilayah Solo, Kediri, dan sekitarnya.

“Saat bahan baku mudah ditemukan dan pengetahuan kulinernya terus diwariskan, maka kuliner tradisional seperti sambal tumpang akan tetap hidup,” pungkas Heri.

Rekomendasi Sambal Tumpang di Sragen

Salah satu sentra penghasil sambal tumpang nikmat adalah Kabupaten Sragen.

Pemkab Sragen bahkan sudah menetapkan sambal tumpang sebagai makanan khas Bumi Sukowati.

Makanan tradisional berbahan dasar tempe bosok atau tempe fermentasi ini kian populer, tak hanya karena kelezatannya yang khas, tetapi juga karena keberadaannya yang mudah dijumpai di berbagai warung makan dan pedagang kaki lima (PKL) di Sragen.

Berikut tujuh tempat legendaris untuk menikmati sambal tumpang di Sragen:

1. Sambal Tumpang Mbah Templek

Berlokasi di tepi Jalan K.S. Tubun, Sragen Kulon, warung ini cukup tersembunyi namun tetap digemari.

Dengan bangunan lawas berdinding kayu, nuansa tradisional terasa kental.

Warung ini memperoleh rating 4,5 bintang dari 32 ulasan di Google.

2. Sambal Tumpang Mbok Jami

Hadir setiap pagi di kompleks Pasar Bunder Sragen, sambal tumpang Mbok Jami menjadi andalan para pedagang dan perantau yang rindu cita rasa kampung halaman.

Warung ini mendapat rating 4,8 dari 13 ulasan dan pernah disambangi oleh Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo.

3. Sambal Tumpang Mbah Kromo

Berlokasi di simpang empat Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, sambal tumpang Mbah Kromo juga tak kalah populer.

Dengan rating 4,5 dari 24 ulasan, warung ini dikenal karena porsinya yang mengenyangkan dan harga terjangkau.

4. Sambal Tumpang Mak Eto

Terletak di Jalan Gatot Subroto No. 61, Sragen Kulon, sambal tumpang Mak Eto menawarkan cita rasa pedas dengan sensasi autentik karena sebagian masakan dimasak dengan kayu bakar.

Warung ini memperoleh rating 4,6 dari 121 ulasan.

5. Sambal Tumpang Bu Wardi Pecing

Warung unik ini hanya buka tengah malam pukul 00.00 WIB hingga 03.00 WIB, namun selalu dipadati pelanggan. Terletak di Kampung Pecing, Sragen Tengah, warung ini mendapat rating 4,6 dari 141 ulasan.

6. Sambal Tumpang Mbok Rijem

Terletak di Jalan Solo–Sragen, Masaran, warung ini dikenal murah meriah dan selalu ramai pengunjung.

Dengan 239 ulasan, warung ini mengantongi rating 4,3.

7. Sambal Tumpang Sorsi

Satu lagi kuliner malam di Pasar Bunder Sragen yang layak dicoba

 Sambal Tumpang Sorsi hanya buka malam hari dan mendapat rating 4,1 dari 42 ulasan.

Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul : Sejarah Sambal Tumpang, Makanan dari Tempe Busuk yang Ada Sejak 1814

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved