Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kalah di Pilkada Solo dan Jateng, Megawati Warning PDIP Jawa Tengah : Jangan Memalukan Saya Lagi

Megawati secara tegas menyinggung kekalahan PDI Perjuangan di Jawa Tengah, provinsi yang selama ini dikenal sebagai lumbung suara partai banteng.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
HO Tribunnews.com/PDI Perjuangan
BIMTEK PDIP - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan arahan kepada peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Fraksi PDIP se-Indonesia di The Meru & Bali Beach Convention Center, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (30/7/2025). Megawati dalam pidatonya menyoroti kekalahan di Jawa Tengah yang terkenal kandang banteng. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato penuh emosi dan kritik tajam dalam Kongres V PDI Perjuangan yang digelar di Bali pada Sabtu (2/8/2025).

Dalam pidatonya, Megawati secara khusus menyoroti kekalahan partai di Jawa Tengah pada Pemilu 2024 serta menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini.

Dalam salah satu bagian pidatonya, Megawati secara tegas menyinggung kekalahan PDI Perjuangan di Jawa Tengah, provinsi yang selama ini dikenal sebagai lumbung suara partai banteng.

Baca juga: PDIP Solo Dukung Program MBG, Ribka Tjiptaning Sempat Kritisi MBG untuk Siswa SMA : Tak Ada Manfaat

“Tiga kali berturut-turut, menang terus. Jawa Tengah. Itu mana Jawa Tengah?” tanya Megawati sambil menyoroti barisan kader Jateng di tengah peserta kongres.

“Awas lho, jangan memalukan saya lagi lho,” ujarnya, yang langsung disambut teriakan "Siap!" dari para kader.

Namun dengan nada serius, Megawati menambahkan, “Ahh, enggak usah teriak-teriak. Yang penting kerjakan. Itu adalah arahan saya.”

Megawati menegaskan bahwa Jateng telah menjadi basis utama PDIP sejak dirinya pertama kali bergabung dengan partai pada 1986 dan menjadi anggota DPR pada 1987.

Baca juga: PDIP Solo Sebut Posisi Mereka sebagai Penyeimbang Pemerintah: Tidak Ada Oposisi atau Koalisi

Pidato Megawati sempat terhenti saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tiba di lokasi kongres.

Hasto yang mengenakan kemeja merah dan peci hitam, baru saja dibebaskan dari Rumah Tahanan KPK pada Jumat malam (1/8/2025) setelah mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.

KOMPAK. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bersama putranya yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif, M. Prananda Prabowo dan putrinya yang juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani saat hadir dalam Bimtek bagi anggota Fraksi PDIP se-Indonesia di Bali Beach Convention Center, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (30/7/2025).
KOMPAK. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bersama putranya yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif, M. Prananda Prabowo dan putrinya yang juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani saat hadir dalam Bimtek bagi anggota Fraksi PDIP se-Indonesia di Bali Beach Convention Center, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (30/7/2025). (Dokumentasi PDIP/Monang Sinaga)

Kehadiran Hasto sontak menjadi sorotan dan memicu momen haru

 Megawati yang tengah duduk langsung berdiri dan menyambut Hasto dengan pelukan dan air mata. Hasto mencium tangan Megawati, sementara para kader memberikan tepuk tangan meriah.

 “Ternyata yang saya katakan, *Satyam Eva Jayate*. Ternyata kebenaran itu pasti menang. Alhamdulillah, Tuhan memberikan apa yang telah diinginkan oleh beliau,” kata Megawati dengan suara bergetar.

“Tadi saya berdoa. Tapi saya tidak terlalu berharap bahwa Pak Hasto bisa kembali bersama kita hari ini,” tambahnya.

Kritik Tajam kepada KPK

Selain menyentil internal partai, Megawati juga melontarkan kritik keras terhadap kondisi KPK saat ini.

Ia mengaku sedih melihat lembaga yang dibentuk pada masa kepemimpinannya kini berada dalam situasi yang meresahkan.

“Kalau saya lihat KPK sekarang, sedihnya bukan main. Saya lah yang membuat yang namanya Komisi Pemberantasan Korupsi,” ungkap Megawati.

“Kalau sekarang modelnya kayak begini, lalu bagaimana? Kan aneh ya.”

Megawati juga menyoroti keterlibatan langsung Presiden Prabowo Subianto dalam menangani isu di tubuh KPK, yang menurutnya menunjukkan kondisi yang tidak wajar.

“Masa urusan begini saja Presiden harus turun tangan, coba pikirkan,” ucapnya.

“Saya kan pernah Presiden, jadi saya tahu liku-likunya.”

Di akhir pidatonya, Megawati memberikan arahan tegas kepada seluruh kader PDIP untuk bekerja lebih serius dan tidak mengulangi kesalahan, terutama menjelang Pemilu 2029.

Perolehan Suara PDIP di Solo jadi Alarm

Tambahan informasi, perolehan kursi PDIP Solo anjlok pada Pileg 2024 lalu.

Partai berlogo banteng moncong putih itu hanya memperoleh 20 kursi, dari total 45 kursi.

Padahal, pada Pileg 2019 lalu, PDIP sukses mendapatkan 30 kursi.

Mengacu pada Keputusan KPU Solo Nomor 220 Tahun 2024 tentang penetapan perolehan kursi Parpol Peserta Pemilu anggota DPRD Kota Solo dalam Pemilu 2024, perolehan suara PDIP Solo sebanyak 143.433 suara sah.

Rinciannya yakni Dapil 1 meraih 33.949, Dapil 2 meraih 23.069, Dapil 3 meraih 23.829, Dapil 4 meraih 18.750, dan Dapil 5 meraih 43 836.

Kalah di Pilkada Solo, tapi Berjaya di Solo Raya

Meski harus menelan kekalahan dalam Pilkada Kota Solo 2024, PDI Perjuangan tetap menunjukkan dominasinya di kawasan Solo Raya.

Calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung PDIP, Teguh Prakoso dan Bambang Nugroho, kalah dari pasangan Respati Ardi-Astrid Widayani yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus 12 partai, dan mendapat dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo.

Namun kekalahan di kampung halaman Jokowi itu tak serta-merta menggoyahkan kekuatan partai berlambang banteng moncong putih di wilayah sekitarnya.

Dari tujuh daerah di Solo Raya, PDIP berhasil menang di empat kabupaten: Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri.

Baca juga: Pemilihan Ketum PSI Disindir PDIP Sepak Bola Gajah, Jokowi: E-Voting Patut Diacungi Jempol

Di Karanganyar, pasangan Rober Christanto-Adhe Eliana yang diusung PDIP, Gerindra, dan PKS berhasil mengalahkan rivalnya Ilyas Akbar Almadani-Tri Haryadi dari Partai Golkar dan sekutunya.

Sementara di Sukoharjo, calon petahana Etik Suryani yang berpasangan dengan Eko Sapto Purnomo dan diusung koalisi PDIP-Gerindra-Golkar menang telak karena hanya melawan kotak kosong.

Kemenangan juga diraih di Klaten, di mana pasangan Hamenang Wajar Ismoyo-Benny Indra Ardhianto dari PDIP-Gerindra sukses menundukkan dua pesaingnya, yakni Yoga Hardaya-Sova Marwati (Partai Golkar) dan Herry Wibowo-Wahyu Adhi Dermawan (Demokrat-PKS).

Di Wonogiri, petahana Setyo Sukarno yang berpasangan dengan Imron Rizkyarno dan diusung PDIP-Gerindra menang atas pasangan Tarso-Teguh Suryono dari koalisi Golkar, PKS, Demokrat, dan PKB.

Kendati unggul di mayoritas wilayah Solo Raya, PDIP harus mengakui keunggulan lawan di Boyolali dan Sragen.

Di Boyolali, pasangan Marsono-Saifulhaq yang diusung PDIP kalah dari Agus Irawan-Dwi Fajar Nirwana yang mendapat sokongan dari Partai Gerindra dan Partai Golkar serta restu dari Presiden Jokowi.

Sementara itu, di Sragen, pasangan Untung Wibowo Sukawati-Suwardi yang didukung PDIP kalah berdasarkan hasil hitung cepat dari pasangan Sigit Pamungkas-Suroto yang diusung koalisi Partai Golkar dan sekutunya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved