Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bendera One Piece di HUT RI

Polemik Bendera One Piece, Pemerintah dan Aparat Diingatkan Tak Perlu Represif 

Pakar mengingatkan agar pemerintah dan aparat tidak represif dalam menanggapi bendera one piece ini.

Istimewa
DIKAWAL APARAT. Penghapusan gambar bajak laut One Piece di Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Putradi Pamungkas

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Fenomena pengibaran bendera bajak laut dari serial anime One Piece yang marak terlihat di sejumlah wilayah menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia memantik berbagai respons dari publik. 

Meski sebagian kalangan menyayangkan tindakan tersebut dianggap tak sesuai konteks peringatan nasional, namun sejumlah pakar tata negara justru mengingatkan pentingnya pendekatan yang tidak represif dalam menyikapi ekspresi masyarakat tersebut.

Bendera bergambar tengkorak dengan topi jerami, ikon utama bajak laut "Topi Jerami" dalam serial One Piece, ditemukan berkibar di beberapa tempat umum, tiang rumah warga, bahkan di dekat kantor kelurahan dan fasilitas publik lainnya. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat tentang batas antara ekspresi budaya populer dan penghormatan terhadap simbol negara.

Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr Sunny Ummul Firdaus SH MH menyatakan bahwa fenomena tersebut perlu dilihat secara jernih dan proporsional. 

TIDAK CUMA 1 LOKASI - Mural One Piece yang digambar di Desa Plosokerep, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Sragen yang kini telah dihapus. Penghapusan mural One Piece yang digambar di jalan ini tidak hanya terjadi di satu lokasi saja.
TIDAK CUMA 1 LOKASI - Mural One Piece yang digambar di Desa Plosokerep, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Sragen yang kini telah dihapus. Penghapusan mural One Piece yang digambar di jalan ini tidak hanya terjadi di satu lokasi saja. (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

Ia menekankan bahwa kebebasan berekspresi dijamin dalam UUD 1945, selama tidak melanggar hukum positif dan tidak mengganggu ketertiban umum.

Terlebih, bermunculan kabar bahwa masyarakat didatangi oleh aparat sehingga menimbulkan asumsi semakin beragam.

“Narasi soal didatangi oleh aparat itu harus rinci, apakah didatangi ditanya atau sekedar berdialog. Sepanjang tidak dalam kerangka berbentuk intimidasi, justru itu lebih baik. Kalau sekedar ingin mengetahui, itu lebih tepat,” ujarnya, saat berbincang program Podcast Tribun Solo, Senin (4/9/2025).

Sunny menekankan pentingnya pemerintah dan aparat keamanan melakukan pendekatan persuasif ketimbang langsung mengambil tindakan hukum. 

Menurutnya, penggunaan simbol budaya populer seperti bendera bajak laut One Piece bisa jadi hanya ekspresi kreatif atau ketertarikan terhadap nilai-nilai kebebasan dan perlawanan terhadap ketidakadilan yang kerap ditonjolkan dalam cerita serial tersebut.

Baca juga: Soal Kritik Lewat Bendera One Piece, Pakar: Baiknya Sampaikan Langsung Kekecewaan ke Pemerintah

“Tidak perlu dengan tindakan represif. Kalau ada bentuk intimidasi atau ancaman, bisa-bisa negara akan dianggap takut terhadap simbol-simbol tersebut. Apalagi jika belum ada aturan yang benar-benar spesifik mengatur persoalan tersebut,” sebutnya. 

Namun, ia juga mengingatkan bahwa masyarakat tetap perlu memahami dan membedakan konteks peringatan hari kemerdekaan nasional.

“Tapi sebenarnya negara hanya melihatnya sebagai sesuatu tidak pas. Jadi kalau memberikan imbauan mungkin adalah langkah preventif. Lagi-lagi kita harus tahu apa motif di balik pengibaran itu,” lanjut Sunny.

Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, sejumlah warga di berbagai daerah justru ramai mengibarkan bendera One Piece, simbol bajak laut dari serial anime asal Jepang. 

Fenomena ini menuai beragam tanggapan, mulai dari dukungan terhadap kebebasan berekspresi hingga kekhawatiran akan bergesernya makna nasionalisme.

Bagi para penggemar One Piece, pengibaran bendera ini dianggap sebagai bentuk kecintaan terhadap karakter dan nilai-nilai dalam cerita. 

Namun, banyak pihak mengingatkan pentingnya menjaga kekhidmatan dan simbolisme nasional menjelang peringatan hari kemerdekaan.

Pengertian Represif

Represif adalah tindakan untuk membatasi prilaku kebebasan individu atau kelompok. Dalam masyarakat tindakan ini digunakan untuk menyeimbangkan konflik yang terjadi. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan sanksi pada pelaku.

Apa Itu One Piece?

One Piece, salah satu serial manga dan anime paling fenomenal di dunia, terus mempertahankan popularitasnya meski telah berjalan lebih dari dua dekade.

Karya dari mangaka legendaris Eiichiro Oda ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1997 di majalah Weekly Shōnen Jump dan hingga kini masih aktif dirilis secara mingguan.

Serial ini mengisahkan petualangan Monkey D. Luffy, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut (Pirate King) dengan menemukan harta karun legendaris bernama One Piece.

Luffy memperoleh kekuatan tubuh elastis seperti karet setelah secara tidak sengaja memakan salah satu dari Devil Fruit, buah mistis yang memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang memakannya.

Bersama kru bajak lautnya yang dikenal dengan nama Straw Hat Pirates, Luffy menjelajahi lautan Grand Line untuk mengungkap misteri dunia, menghadapi musuh tangguh, dan membentuk persahabatan yang kuat.

BENDERA ONE PIECE - Pesanan bendera One Piece di konvensi di Kabupaten Karanganyar, Jum'at (1/8/2025). Fenomena anime asal negeri Jepang One Piece mulai naik di media sosial di masyarakat Indonesia jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI
BENDERA ONE PIECE - Pesanan bendera One Piece di konvensi di Kabupaten Karanganyar, Jum'at (1/8/2025). Fenomena anime asal negeri Jepang One Piece mulai naik di media sosial di masyarakat Indonesia jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI (TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto)

Anggota kru yang beragam, seperti Zoro si pendekar pedang, Nami sang navigator, Sanji si koki, Chopper si dokter rusa, hingga Nico Robin, Franky, Brook, dan Jinbe, turut menambah warna dalam perjalanan panjang mereka.

Tema persahabatan, kebebasan, dan keadilan menjadi benang merah yang mengikat cerita One Piece. Selain pertarungan epik dan plot yang penuh teka-teki, serial ini juga dikenal dengan humor khas dan pembangunan dunia (world-building) yang kompleks.

Menurut data terbaru, One Piece telah terjual lebih dari 500 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya sebagai manga terlaris sepanjang masa dan memegang Rekor Guinness untuk cetakan terbanyak dari satu seri manga oleh satu orang penulis.

Meski telah berjalan lebih dari 25 tahun, Oda menyatakan bahwa kisah One Piece kini telah memasuki tahap akhir.

Namun, para penggemar di seluruh dunia masih setia mengikuti setiap bab baru yang dirilis, menantikan akhir dari petualangan Luffy dan kawan-kawan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved