Ada Warung Ayam Ingkung Jumbo Enak dan Gurih di Mojogedang Karanganyar, 35 Menit dari Kota Solo

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR – Kabupaten Karanganyar memiliki potensi kekayaan alam dan kuliner.

Banyak orang memanfaatkan potensi tersebut sebagai daya tarik pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

Salah satunya adalah RM Faizal Food, sebuah UMKM kuliner asal Desa Gebyog, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

RM Faizal Food menyajikan aneka makanan dengan menu andalan Ingkung Jumbo.

Menu Ingkung Jumbo yang ditawarkan yaitu Ingkung Kampung Jumbo dan Ingkung Bebek Jumbo.

Baca juga: Pendaki yang Nekat Buang Sampah Sembarangan di Gunung Lawu Karanganyar Bakal Diblacklist 5 Tahun

Pemilik RM Faizal Food, Sutarno (45), warga Dusun Karangmendet, Desa Gebyog, Mojogedang, Karanganyar, mengaku telah berbisnis kuliner sejak tahun 2021.

“Saya sudah berbisnis kuliner ini sejak empat tahun lalu. Awalnya saya membuka warung di tanah kas Desa Gebyog, kemudian bisa berkembang hingga membuka cabang baru di Jalan Lawu, tepatnya di depan Mapolres Karanganyar,” kata Sutarno, Kamis (12/6/2025).

Sebelum memutuskan Ingkung Jumbo menjadi menu utama di restorannya, Sutarno awalnya berjualan steak.

Ia mengaku sempat mencoba berbagai menu lain hingga menemukan resep Ingkung Jumbo.

“Memilih menu ingkung sebagai menu utama karena saat liburan sekolah saya menampilkan menu ingkung, dan akhirnya meledak. Sejak itu menjadi menu andalan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, awal mula terjun di dunia kuliner berawal dari usaha transportasi wisatanya yang berhenti saat masa pandemi COVID-19.

Saat itu, ia bersama istrinya berencana membuat usaha kuliner.

Baca juga: Era Serba Digital, Masih Ada Rental Komik di Jebres Solo: 20 Tahun Tetap Buka Meski Sepi Penyewa

“Sebelumnya saya merupakan penjaga SD di Kecamatan Mojogedang selama 25 tahun. Di akhir pekan saya juga bekerja di bidang transportasi wisata. Namun pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19,” kata Sutarno.

“Lalu, saat pertengahan pandemi, usaha pariwisata macet. Akhirnya saya dan istri membangun rumah makan di atas tanah kas Desa Gebyog, awalnya tanpa menu unggulan, hingga akhirnya menemukan rasa yang pas,” imbuhnya.