Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Gipang, Jajanan Jadul yang Masih Eksis di Solo, Diyakini Berasal dari China

Jajanan jadul bernama gipang ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangan kuliner di Solo.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.COM/BAYU APRILIANO
KULINER JADUL SOLO - Jipang atau gipang, jajanan jadul yang masih eksis di Solo, Jawa Tengah. Gipang ternyata punya sejarah panjang dalam dunia kuliner di Indonesia. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di Kota Solo, Jawa Tengah, masih ada beberapa kuliner jadul (zaman dulu) yang masih eksis seperti sekarang.

Jajanan jadul tersebut memiliki sejarah panjang dalam perkembangan kuliner di Solo.

Salah satu jajanan jadul legendaris di Solo adalah gipang atau jipang.

Baca juga: Sejarah Makam Ki Ageng Balak di Bendosari Sukoharjo, Pertama Kali Dibuka Pada 1924

Sejarah Gipang

Gipang terbuat dari beras ketan yang dipadukan dengan gula sebagai perekat.

Makanan satu ini hadir dengan tekstur renyah dan rasa manis yang menjadikannya favorit lintas generasi.

Meski populer di berbagai wilayah Nusantara, gipang memiliki akar kuat terutama di daerah Jawa Tengah dan Banten.

Dalam jurnal "Gipang Sebagai Warisan Kuliner: Analisis Historis Kue Tradisional Banten karya Mazaya Hanifa Risanda dan Arif Permana Putra dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (5 Juli 2024), disebutkan bahwa gipang sudah lama menjadi bagian dari budaya kuliner lokal.

Lebih dari sekadar camilan, gipang punya makna simbolis dalam berbagai tradisi.

Baca juga: Sejarah Es Kapal Minuman Khas Solo yang Masih Eksis Hingga Kini, Harganya Ramah di Kantong

Dalam budaya Jawa dan Sunda, gipang sering dijadikan bagian dari hantaran pernikahan, sebagai lambang kelanggengan dan ikatan yang erat.

Di sejumlah daerah lain seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, gipang juga hadir dalam acara syukuran, selamatan, hingga perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Imlek.

Akar Tionghoa dalam Kuliner Nusantara

Menariknya, kata "gipang" atau "bipang" diyakini berasal dari bahasa Hokkien bí-phang, yang berarti "beras harum", menunjukkan pengaruh kuat dari komunitas Tionghoa.

Gipang diyakini awalnya diperkenalkan oleh warga Tionghoa sebagai olahan ketan bercampur gula, lalu diadaptasi masyarakat lokal sebagai sumber energi, terutama bagi petani di masa panen.

Kini, gipang tak hanya tersedia dalam versi tradisional.

Inovasi rasa seperti cokelat, keju, hingga rasa buah mulai bermunculan, mengikuti selera generasi baru.

Meski demikian, teknik dasar pembuatannya tetap mempertahankan warisan leluhur, memperlihatkan harmoni antara tradisi dan inovasi.

Baca juga: Sejarah Wedang Ronde, Kuliner Legendaris di Solo, Dipercaya dari China tapi Namanya Unsur Belanda

Di Mana Bisa Membeli Gipang di Solo?

Bagi warga Solo dan wisatawan yang ingin mencicipi atau membeli gipang sebagai oleh-oleh, berikut dua lokasi yang direkomendasikan:

1. Toko Oleh-Oleh Cokro

Terletak di kawasan Laweyan, toko ini menjadi tujuan utama turis yang ingin membawa pulang camilan khas Solo.

Meski terkenal dengan aneka produk seperti peyek, keripik, dan bakpia, toko ini juga menyediakan gipang dengan berbagai varian rasa.

Alamat: Jl. Dr. Rajiman No. 609, Laweyan, Solo.

Jam Operasional: 05.00–20.00 WIB, buka setiap hari.

Lokasi Toko Oleh-Oleh Cokro berjarak 5,1 km dari titik nol atau pusat Kota Solo, bisa ditempuh 11 menit menggunakan sepeda motor.

2. Pasar Gede Solo

CUACA DI PASAR GEDE - Ilustrasi suasana di Pasar Gede Solo.
CUACA DI PASAR GEDE - Ilustrasi suasana di Pasar Gede Solo. (Google Maps)

Sebagai salah satu ikon wisata kuliner dan pusat perdagangan tradisional, Pasar Gede menawarkan berbagai pilihan jajanan, termasuk gipang.

Tribuners bisa mendatangi penjual snack di Pasar Gede.

Pasar Gede Solo dikenal menjadi surga bagi pencinta kuliner tradisional Solo lainnya.

Alamat: Jl. Jend. Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

Jam Operasional: 24 jam nonstop.

Lokasi Pasar Gede Solo hanya 800 meter dari titik nol atau pusat Kota Solo, jalan kaki butuh waktu 2 menit saja.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved