Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Wisata di Klaten

6 Rekomendasi Wisata Hits di Bayat Klaten Jateng, Ada Bukit Romantis dan Spot Ala Negeri Dongeng

Berikut rekomendasi 6 tempat wisata hits di Bayat, Klaten, yang wajib kamu datangi.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)
WISATA KLATEN - Bukit Cinta Watu Perahu, Klaten dengan banyak spot romantis nan instagramable pada 2023 lalu. Berikut rekomendasi wisata hits di Bayat, Klaten, Jawa Tengah. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya) 

Cocok untuk camping, ber-selfie, menikmati sunset, dan mengunjungi mini-zoo dengan hewan seperti kuda dan ular.

Buka setiap hari dari 08.00–17.00 WIB.

Lokasi Cemoro Sewu Banyuripan ini berjarak 45 kilometer dari Titik Nol Kilometer Solo atau Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 1 jam 9 menit sepeda motor.

6. Rowo Jombor

Keramaian pengunjung di kawasan Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Sabtu (1/6/2024) sore.
WISATA KLATEN - Keramaian pengunjung di kawasan Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Sabtu (1/6/2024) sore. (TribunSolo.com / Ibnu DT)

Lokasi : Dukuh Jombor, Desa Krakitan.

Waduk seluas 198 hektar ini awalnya dibangun untuk pengendalian banjir dan irigasi. Kini, juga jadi pusat pariwisata dan perikanan. Aktivitas seru di sini meliputi:

  •  Makan di warung apung.
  • Naik perahu wisata.
  • Menikmati lanskap dan senja.
  • Berjalan di tepi waduk.

Lokasi Rowo Jombor berjarak 38 kilometer dari Titik Nol Kilometer Solo atau Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 1 jam 3 menit sepeda motor.

Tips Wisata di Bayat Klaten

Waktu terbaik: sore hari untuk menikmati sunset (Cemoro Sewu & Rowo Jombor), atau pagi hari untuk suasana sejuk dan tenang.

Perlengkapan: pakai alas kaki nyaman saat trekking seperti di Watu Sepur & Cemoro Sewu.

Fasilitas umum: bawa tumbler dan selalu bawa bekal jika berencana camping.

Transportasi: kawasan ini terpencar — gunakan motor atau mobil, dengan opsi ojek lokal jika perlu.

Asal-usul Bayat Klaten

Nama "Bayat" diyakini berasal dari kata tembayatan, yang bermakna hidup rukun dan saling membantu—sebuah nilai luhur yang lahir dari perjalanan Ki Ageng Pandanaran, seorang tokoh penyebar Islam yang pernah menjadi Adipati Semarang.

Dilansir dari berbagai sumber, Ki Ageng Pandanaran diutus oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam ke wilayah selatan Jawa.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved