Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Dodol Susu jadi Kuliner Boyolali, Kreativitas Warga Selo Olah Susu Sapi Pasca-Erupsi Merapi
Produksi ini muncul pasca-erupsi Gunung Merapi yang sempat menghancurkan perekonomian warga sekitar.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Dodol susu kini menjadi salah satu kuliner khas yang menggugah selera di Boyolali, Jawa Tengah.
Berbeda dengan dodol pada umumnya yang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula, dodol susu menambahkan susu cair sebagai bahan utama sehingga menghasilkan rasa yang lebih kaya dan lembut
Dodol susu Boyolali pun menjadi ikon kuliner sekaligus identitas budaya masyarakat setempat.
Baca juga: 5 Rekomendasi Wisata di Selo Boyolali Jateng : dari Waduk Buatan, sampai Spot Foto Instagramable
Sejarah Dodol Susu Khas Boyolali
Dodol sendiri merupakan makanan semi-basah yang populer di berbagai daerah di Indonesia.
Di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, dodol susu sudah dikenal sejak tahun 1970-an sebagai upaya memanfaatkan kelebihan produksi susu dengan menambahkan gula dalam jumlah banyak untuk mengawetkan produk.
Namun, produksi dodol susu di Boyolali baru dimulai sekitar tahun 2010, tepatnya di Desa Samiran, Selo.
Produksi ini muncul pasca-erupsi Gunung Merapi yang sempat menghancurkan perekonomian warga sekitar.
Lokasi Desa Samiran berjarak 45 kilometer dari Pusat Kota Solo, kurang lebih bisa ditempuh dalam waktu 1 jam 11 menit sepeda motor atau 1 jam 27 menit mobil.
Baca juga: Sejarah Kue Moho, Kuliner Legendaris Solo, Dipercaya Simbol Rezeki Melimpah dan Persatuan Etnis
Kelezatan dan Tradisi yang Terjaga
Dodol susu Boyolali tidak hanya sekadar makanan ringan, tetapi juga mewakili kearifan lokal dalam mengolah bahan alami.
Melimpahnya produksi susu lokal di Boyolali, membuat warga sekitar putar otak untuk mengolahnya hingga akhirnya tercetuslah ide dodol susu.
Susu segar dari peternakan lokal dipadukan dengan gula kelapa alami menciptakan rasa manis yang seimbang dan tekstur yang lembut serta kenyal.
Proses pembuatannya pun melibatkan keahlian turun-temurun dari para perajin yang menjaga kualitas dan cita rasa tradisional.
Baca juga: Sejarah Saren, Kuliner Kontroversial yang Kini Mulai Langka di Solo, Dibuat dari Darah Binatang
Selain menjadi camilan favorit saat berkumpul dengan keluarga atau teman, dodol susu Boyolali juga banyak diburu sebagai oleh-oleh khas, terutama di momen Lebaran.
Kenapa Banyak Warung Sate Kambing dan Tengkleng di Solo? Ternyata Pengaruh Orang Timur Tengah |
![]() |
---|
Sejarah Sate Kambing Tambak Segaran, Tempat Kuliner Legendaris di Solo, Pelopor Sate Buntel |
![]() |
---|
Sejarah Keripik Paru Mbah Mangun, Oleh-oleh Khas Klaten yang Legendaris, Sudah Ada Sejak 1965 |
![]() |
---|
Sejarah Sego Wiwit, Kuliner Khas Klaten yang Sarat Makna : Makanan Penghormatan untuk Dewi Sri |
![]() |
---|
Sejarah Pecel Solo yang jadi Menu Favorit Sarapan: Dulu Makanan Raja, Sambalnya Wijen Bukan Kacang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.