Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Serapan Anggaran Pemkab Boyolali Rendah

DPU PR Boyolali Akui Serapan Anggaran 2025 Masih Minim, Kini Cuma 11 Persen, Terungkap 5 Penyebabnya

Kepala DPU PR Boyolali, Yulius Bagus Triyanto, menjelaskan bahwa rendahnya realisasi anggaran bukan tanpa sebab.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM/TRI WIDODO
AKUI SERAPAN ANGGARAN MINIM. Kepala DPU PR Boyolali, Yulius Bagus Triyanto yang dipotret saat masih menjabat sebagai Kepala Dispermasdes 22 November 2024. Yulius Bagus Triyanto, menjelaskan bahwa rendahnya realisasi anggaran bukan tanpa sebab. Sejumlah faktor teknis dan regulasi memengaruhi keterlambatan pelaksanaan program. 

Selain itu, DPU PR juga mendorong penyedia jasa yang sudah kontrak untuk segera mengajukan uang muka kegiatan. 

“Kami juga terus melakukan monitoring dan evaluasi atas paket kegiatan yang sudah berjalan agar progresnya bisa lebih terkontrol,” tegasnya.

Yulius berharap langkah percepatan tersebut bisa meningkatkan realisasi anggaran sekaligus mendukung target pembangunan infrastruktur di Boyolali.

Baca juga: Alasan Pemkab Karanganyar Tak Kunjung Perbaiki Jalan Ngangkruk-Jeruksawit: Kena Efisiensi Anggaran

Dewan Soroti Kinerja Pemkab

Diberitakan sebelumnya, Komisi I dan III DPRD Boyolali soroti kinerja Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Pasalnya, serapan anggaran untuk pembangunan di Boyolali yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Boyolali minim.

Hingga, akhir semester pertama tahun anggaran 2025, dari Rp 156 Miliar baru terserap Rp 11 Miliar atau 7 persennya saja.

"Terakhir dilaporkan per 21 Agustus ini sudah meningkat jadi 11 persen," kata Ketua Komisi III, DPRD Boyolali, Gamma Wijaya, Kamis (21/8/2025).

Menurutnya, serapan anggaran untuk pembangunan itu sangat minim.

Bahkan, ada dua proyek pembangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat malah gagal dilelang.

"Jembatan Brongkos dan Jembatan Gladagsari yang batal lelang. Kalau dipaksakan lelang ulang, itu tidak memungkinkan. Dua  jembatan itu nilainya Rp 5,9 Miliar," ujarnnya.

Dia pun akan terus mengawal agar, pembangunan di Boyolali ini dapat dilakukan secara maksimal.

"Untuk mendukung perekonomian dan kemajuan di Boyolali," kata Gamma.

Sementara itu, Ketua Komisi I, Nuraziz Putra Aditama menyebut minimnya serapan anggaran di DPU PR, karena ada beberapa masalah di unit lelang pengadaan (ULP).

Pegawai ULP yang hanya ada 5 membuat beban kerja besar.

PEMBANGUNAN BOYOLALI MINIM - (Kanan) Ketua Komisi III, Gamma Wijaya dan Ketua Komisi I, Nuraziz Putra Aditama (Kiri), saat memberikan keterangan di ruang Fraksi PDIP Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (21/8/2025). DPRD soroti kinerja Pemkab Boyolali karena pembangunan yang minim, bahkan dua proyek infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat malah batal lelang.
PEMBANGUNAN BOYOLALI MINIM - (Kanan) Ketua Komisi III, Gamma Wijaya dan Ketua Komisi I, Nuraziz Putra Aditama (Kiri), saat memberikan keterangan di ruang Fraksi PDIP Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (21/8/2025). DPRD soroti kinerja Pemkab Boyolali karena pembangunan yang minim, bahkan dua proyek infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat malah batal lelang. (TRIBUNSOLO.COM/TRI WIDODO)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved