Penderita Kanker Payudara Asal Sragen yang Disebut Sandiaga Uno sudah Optimal Terlayani BPJS

Penulis: Garudea Prabawati
Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor BPJS Kesehatan Cabang Surakarta.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seusai disebut calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno, dalam acara debat cawapres, Minggu (17/3/2019), nama warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Niswatin Naimah, penderita kanker payudara, tiba-tiba menyeruak ke permukaan.

Sandiaga Uno salah sebut dalam debat tersebut dengan nama Lies Sugiyarti, di mana yang benar adalah Niswatin Naimah, atau yang disapa Ibu Nis.

Sandi menyebutkan Ibu Nis terpaksa menghentikan pengobatan kanker payudara lantaran biayanya tidak ditanggung oleh Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Nis saat dikonfirmasi awak media.

Pihaknya menyebut keluhannya tidak terlayani BPJS dengan baik kepada Sandiaga Uno, saat kunjungannya ke Pasar Bunder, Sragen, akhir 2018 lalu.

"Saya menderita kanker payudara stadium dua, selama pengobatan, operasi, kemoterapi, dan perawatan lainnya saya tercover BPJS Kesehatan, namun kelanjutannya saya tidak dapat melanjutkan pengobatan berupa suntikan anti HER2 (trastuzumab) karena sudah tidak tercover lagi," imbuhnya.

Kemenkominfo Ajak Warga Solo Jadi Peserta BPJS 2019, Kini Bisa Daftar Online via Play Store

Pihaknya mengaku saat diperiksa HER2, pihaknya positif, dan kelanjutannya seharusnya mendapatkan suntikan tambahan setelah kemoterapi ketujuh berakhir, untuk mencegah kanker yang mematikan tersebut.

"Dulunya tercover, namun usai kebijakan baru yang berlaku yakni per 1 April 2018 sekarang tidak tercover lagi," imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Bimantoro, mengklarifikasi berdasarkan data yang ada, Ibu Nis telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

“Kami sudah melakukan pengecekan data dan berkoordinasi dengan peserta maupun pihak rumah sakit. Hasilnya Ibu Nis mendapatkan haknya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),” ungkap Bimo, sapaan akrabnya, Senin (18/3/2019).

Dia menjelaskan, Ibu Nis yang mempunyai nama lengkap Niswatin, terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak tahun 2015.

Namun pada Maret 2018, dia didiagnosa oleh dokter menderita penyakit kanker payudara grade 2 nonmetastasis.

Sejak itu, Niswatin menjalani pengobatan kemoterapi rutin dan menjalani kemoterapi gelombang pertama sebanyak tujuh kali hingga Oktober 2018.

"Sesuai indikasi medis dan restriksi Formularium Nasional, pasien belum dapat diresepkan obat Herceptin karena obat ini untuk penderita kanker payudara metastasis dengan pemeriksaan HER2 positif, sementara Niswatin masih belum ke arah itu," jelasnya.

Halaman
12

Berita Terkini