Kisah Maria, Anak Berkebutuhan Khusus Berhasil Jadi Lulusan Termuda Berpredikat Cumlaude di UNY

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pada 31 Juli 2019, tepat ulang tahun Patricia ke-48, Lala menuntaskan yudisium skripsinya. Menyusul Patricia diwisuda pada bulan Agustus 2019.

TRIBUNSOLO.COM - Maria Clara Yubilea Sidharta atau biasa disapa Lala, yang divonis dokter sebagai anak berkebutuhan khusus, justru menyabet gelar sarjana dengan predikat cum laude pada Sabtu (31/08/2019) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan IPK 3,76 di usianya yang masih 19 tahun.

Dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, Lala didiagnosa dokter sebagai anak berkebutuhan khusus (gifted) dan memperoleh tantangan berupa kesulitan dalam berkomunikasi.

Namun Tuhan selalu Mahaadil, tantangan itu juga hadir dengan berkah tersendiri yaitu menjadi anak genius dengan IQ 145.

Perjuangan sang Ibu, Patricia Lestari Taslim, juga sungguh luar biasa dalam mendampingi Lala.

Secara khusus Patricia mengambil program S2 Pendidikan Luar Biasa di UNY demi memperoleh pengetahuan cara mendampingi sang anak.

Hasilnya, Lala berhasil menyabet prestasi di dalam maupun luar kelas.

Lala juga terpilih mewakili UNY dalam pertukaran pelajar ke Jerman dan menulis buku terkait anak berkebutuhan khusus.

“Mama sering bilang, vonis sebagai gifted dan tes IQ itulah awal musibah (karena semakin tinggi IQ umumnya menambah masalah komunikasi)."

"Tapi ternyata dari penemuan dan bimbingan mama, musibah ini punya banyak potensi."

"Potensi yang Puji Tuhan dapat Lala maksimalkan,” ungkap Lala.

Dianggap trouble maker

Dilansir dari laman resmi UNY, Lala diketahui sebagai anak gifted saat bergabung di Sekolah Dasar.

Mulanya, Lala sulit diatur guru dan sempat disebut sebagai trouble maker.

Predikat "nakal" ini membuat Lala harus berpindah ke beberapa sekolah sejak kelas 2 SD.

Tercatat hingga akhir jenjang SD, Lala sudah lima kali pindah sekolah.

Halaman
1234

Berita Terkini