Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Peternak sapi dan warga pada umumnya di Klaten diberikan informasi penting soal ciri-ciri antraks.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Widiyanti menerangkan, ciri-ciri sapi yang terkena antraks di antaranya keluarnya darah berwarna merah kental di setiap lubang-lubang.
"Darah berwarna merah kental yang keluar itu di setiap lubang, baik lubang telinga, mulut, hidung, anus, dan kemaluan," terang Widiyanti kepada TribunSolo.com saat melakukan pengecekan sapi, Selasa, (20/1/2020).
Lebih lanjut Widiyanti memaparkan, jika mendapati sapi mati mendadak dan terkena penyakit, sebaiknya melakukan penanganan khusus.
Di antaranya dibakar terlebih dahulu, setelah dibakar di kubur dalam-dalam agar spora yang menempel di tubuh hewan mati tersebut tertimbun ke dalam tanah.
"Hal tersebut harus dilakukan karena spora dari anthraks tersebut tidak bisa mati walau sudah dibakar," tutur Widiyanti.
Di sisi lain penjual sapi ternak di Pasar Jatinom, Kecamatan Jatinom juga khawatir dengan penyakit antraks di Gunung Kidul.
• Gunung Kidul Diserang Antraks, Dinas Peternakan Klaten Siaga & Sisir Sapi di Kawasan Perbatasan DIY
• Salah Minum Obat Kuat untuk Sapi, Pria Malang Ini Malah Alami Efek Tak Terduga
Belantik sapi, Beni Sutarno (50), mengatakan bahwa dirinya saat ini lebih berhati-hati dalam jual dan beli.
Beni mengatakan bahwa dirinya sementara menghindari untuk mengambil sapi ternak di wilayah daerah terkena antraks tersebut.
• Sudah 8 Bulan Antraks Menyebar di Gunungkidul, 27 Warga Positif Antraks
"Ya, untuk saat ini saya tidak mengambil di wilayah Gunung Kidul, terutama di daerah rawan antraks," jelasnya.
Beni mengatakan bahwa dirinya mengambil sapi-sapi tersebut langsung ke perternak dan mengecek langsung kondisi sapi tersebut sebelum dijual kembali ke pasar.
"Saya ambil sapi-sapi ini langsung ke perternak dan dicek dulu sebelum saya bawa ke sini," aku Beni.
Dia menambahkan, dia juga tidak akan menjual sapi-sapinya jika sakit atau mati mendadak.
"Saya hanya pasrah, kalau sapi saya tiba-tiba mati atau sakit, pas saat menjualnya," ucap Beni. (*)