"Kalau ditemukan di daerah perbatasan kita isolasi dulu dan tidak boleh dibawa kemana-mana dulu sampai sembuh," tandasnya.
• Gunung Kidul Diserang Antraks, Dinas Peternakan Klaten Siaga & Sisir Sapi di Kawasan Perbatasan DIY
Yuli mengatakan, penyebab penyakit antraks ini berasal dari bakteri bacillus anthracis yang mana bakteri tersebut berbentuk batang.
Bakteri ini bersifat jika terkena udara maka langsung membentuk spora yang mampu hidup di tanah selama berpuluh-puluh tahun.
"Pada saat tertentu, katakanlah saat tanah tergerus air atau terkena air hujan, akhirnya yang ada didalam bisa keluar ke permukaan, misal terkena angin maka akan terbawa juga," paparnya.
Dijelaskan Yuli, jika bakteri tersebut menempel di rumput dan akhirnya dimakan sapi atau hewan ternak lainnya, maka dengan cepatnya bisa berkembang dan akhirnya menyerang ke hewan ternak.
"Kalau diserang bakteri antraks bisa menimbulkan gejala demam, gemetar, batuk karena ini bersifat sangat cepat sekali langsung bisa menimbulkan kematian, sore tidak ada kejadian apa-apa tiba-tiba malamnya mati," jelasnya.
Sementara itu jika belum sempat mendapatkan pengobatan, dan tiba-tiba hewan ternak mati seperti itu, maka si pemilik disarankan untuk waspada. Sedangkan ciri-ciri sapi yang terkena antraks yakni hidung, anus dan kulit mengeluarkan darah.
• Sudah 8 Bulan Antraks Menyebar di Gunungkidul, 27 Warga Positif Antraks
"Kalau ada tanda-tanda seperti itu tidak boleh dipotong, dibuka dan harus langsung dikubur, kemudian kandang disemprot untuk sterilisasi agar bakteri tidak keluar," imbuhnya.
Selain itu, bakteri tersebut juga bisa menular melalui luka terbuka yang dialami manusia.
Bahkan bakteri juga bisa menular melalui udara yang dihirup manusia.
"Kalau yang menguliti mempunyai luka maka bakteri akan masuk dan lukanya akan menjadi kehitam-hitaman," terangnya. (*)